Kamis, 01 Desember 2016

teori residu



MODUL 3
KEGIATAN BELAJAR 2
SISTEM    RESIDU

Uraian
Sistem residu merupakan topik yang memberikan dasar untuk mengembangkan pembahasan menuju teorema Euler, dan pada bagian lain terkait dengan fungsi-fungsi khas (special functions) dalam teori bilangan.
       Bagian-bagian dari system residu meliputi system residu yang lengkap dan system residu yang tereduksi. Sebagai suatu system, system residu mempunyai sifat-sifat khusus yang terkait dengan bagaimana membuat system residu, atau mencari contoh yang memenuhi syarat tertentu.

Definisi 3.2
       Suatu himpunan {x, x, … , x} disebut suatu system residu  lengkap modulo m    
       Jika dan hanya jika untuk setiap y dengan 0 ≤ y< m , ada  satu  dan  hanya  satu x
       dengan 1 ≤ i < m , sedemikian hingga y ≡ x(mod m) atau x≡ y (mod m).
Perhatikan bahwa indeks dari x yang terakhir adalah m, dan hal ini  menunjukkan  bahwa
banyaknya unsur dalam suatu system residu lengkap modulo m adalah m. Dengan demikian, jika ada suatu himpunan yang banyaknya unsur kurang dari m atau lebih dari m , maka himpunan itu tentu bukan merupakan suatu system residu lengkap modulo m.
Selanjutnya, karena pasangan-pasangan kongruensi antara y dan xadalah tunggal,  maka
tidak ada y yang kongruen dengan dua unsur x yang berbeda, misalnya  x dan x,  dan
tidak ada x yang kongruen dengan dua nilai y. Dengan  demikian, tidak ada dua unsur x
yang berbeda dan kongruen, artinya xtidak kongruen xmodulo m jika i j.

Contoh 3.9
1. Himpunan A = {6, 7, 8, 9} bukan merupakan  system  residu  lengkap  modulo 5 sebab
banyaknya unsur A kurang dari 5
2. Himpunan A = {6, 7, 8, 9, 10} adalah suatu system residu lengkap modulo 5 sebab  un-
    tuk setiap y dengan  dengan  0 ≤ y < 5 , ada  satu  dan  hanya  satu x  dengan  1 ≤ i < 5  
    sedemikian hingga y ≡ x(mod 5) atau x≡ y (mod 5).
    Nilai-nilai yyangmemenuhi 0 ≤ y < 5 , adalah  y = 0, y = 1, y = 2, y = 3, y = 4,  atau
    y = 5 . Jika kita selidiki, maka kita peroleh bahwa :
        10 ≡ 0 (mod 5)                          8 ≡ 3 (mod m)                          6 ≡ 1 (mod m)
        9  ≡ 4 (mod 5)                          7 ≡ 2 (mod m)
    Dengan demikian untuk setiap y dengan  y = 0, 2, 3, 4, 5 , ada satu dan hanya satu x
    dengan x= 6, 7, 8, 9, 10 , sedemikian hingga x≡ y (mod m). Jadi A adalah suatu sis-
    tem residu lengkap modulo 5.
3. Himpunan B = {4, 25, 82, 107} adalah suatu system  residu  lengkap  modulo 4 sebab
untuk setiap y dengan 0 ≤ y < 4 , ada  satu  dan  hanya  satu x  dengan  1 ≤ i< 4
    sedemikian hingga y ≡ x(mod 4) atau x≡ y (mod 4).
         4   ≡ 0 (mod 4)                          82  ≡ 2 (mod 4)
25 ≡ 1 (mod 4)                         107 ≡ 3 (mod 4)
4. Himpunan C = {-33, -13, 14, 59, 32, 48, 12} adalah suatu system residu  lengkap  mo-
    dulo 7 sebab untuk  setiap y  dengan 0 ≤ y < 7 , ada  satu   dan   hanya   satu xdengan
    1 ≤ i < 7 sedemikian hingga y ≡ x(mod 7) atau x≡ y (mod 7).
    -33 ≡ 0 (mod 7)                          59 ≡ 3 (mod 7)                          48 ≡ 1 (mod 7)
         -13 ≡ 0 (mod 7)                          32 ≡ 3 (mod 7)                          12 ≡ 1 (mod 7)
          14 ≡ 0 (mod 7)                      
5. Himpunan D = {10, -5, 27} adalah bukan suatu system residu lengkap modulo 3 sebab
Untuk suatu   y = 1 dengan 0 ≤ y < 3 , ada  lebih dari satu x(yaitu 10 dan -5)  sehingga
          10 ≡ 1 (mod 3)                          -5  ≡ 1 (mod 3)
6. Algoritma pembagian menunjukkan bahwa  himpunan  bilangan  bulat  0, 1, … , m – 1
    merupakan suatu system residu lengkap modulo m, dan disebut sebagai residu nonne-
    gatif terkecil modulo m.


Definisi 3.3
       Suatu  himpunan  bilangan  bulat {x, x, … , x} disebut suatu system residu tere-
       duksi modulo m jika dan hanya jika :
       (a) (x, m) = 1 , 1 ≤  i <  k
       (b)  x   x(mod m) untuk setiap  i  j
       (c) Jika (y,m) = 1, maka y ≡ x(mod m) untuk suatu i = 1, 2, … , k

Contoh 3.10
1. Himpunan {1,5} adalah suatu system residu tereduksi modulo 6 sebab :
       (a) (1,6) = 1 dan (5,6) = 1
       (b) 5 ≡ 1 (mod 6)
2. Himpunan {17, 91} adalah suatu system residu tereduksi modulo 6 sebab :
       (a) (17,6) = 1 dan (91, 6) = 1
       (b) 91 ≡ 17 (mod 6)

Suatu system residu tereduksi modulo m dapat diperoleh dari system residu lengkap modulo m dengan membuang unsur-unsur yang tidak relative  prima  dengan m. Hal  ini dapat dilakukan karena {0, 1, 2, … , m – 1 } adalah suatu system residu yang lengkap modulo m karena  untuk  setiap y  dengan  y = 0, 1, 2, … , m – 1, ada satu dan hanya satu
x= 0, 1, 2, … , m – 1 sehingga y ≡ x(mod m) . Keadaan y ≡ x(mod m) selalu dapat terjadi  dengan memilih y = 0 dan x= 0, y = 1 dan x= 1, … , y = m – 1 dan x= m – 1 .
Karena unsur-unsur {0, 1, 2, … , m – 1} memenuhi tidak ada sepasang yang kongruen, maka setelah unsur-unsur yang tidak relative prima dengan m dibuang, yang tertinggal adalah unsur-unsur yang relative prima dengan m dan tidak ada sepasang yang kongruen.
Dengan demikian unsur-unsur yang tertinggal memenuhi definisi 3.2
Contoh 3.11
1. Himpunan A = {0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7} adalah suatu sistem residu lengkap modulo 8.
    Unsur-unsur A yang tidak   relativeprima dengan 8 adalah 0, 2, 4, dan 6karena
    (0,8) = 81, (2,8) = 2  1, (4,8) = 4 1, dan (6,8) = 2 1. Misalkan B  adalah  him-
    punan dari unsur-unsur yang tertinggal, maka B = {1, 3, 5, 7}, dan B merupakan suatu
    sistem residu tereduksi modulo 8 karena memenuhi definisi 3.2
2. Himpunan A = {0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19} adalah
    suatu system residu lengkap modulo 20. Jika unsur-unsur A yang tidak  relative  prima
    dengan 20 dibuang, yaitu 0, 2, 4, 5, 6, 8, 10, 12, 14, 15, 16, dan 18 ,maka unsur-unsur
    yang tertinggal adalah 1, 3, 7, 9, 11, 13, 17, dan 19, dan B = {1, 3, 7, 9, 11, 13, 17, 19}
    merupakan suatu system residu tereduksi modulo 20.

Defini 3.4
       Ditentukan m adalah suatu bilangan bulat positif.
       Banyaknya residu di dalam suatu system residu tereduksi modulo m disebut fungsi
-Euler dari m, dan dinyatakan dengan (m).

Contoh 3.12
(2)  = 1 , diperoleh dari unsur 1
(3)  = 2 , diperoleh dari unsur-unsur 1 dan 2
(4)  = 2 , diperoleh dari unsur-unsur 1 dan 3
(5)  = 4 , diperoleh dari unsur-unsur 1, 2, 3, dan 4
(16) = 8, diperoleh dari unsur-unsur 1, 3, 5, 7, 9, 11, 13, dan 15           
(27) = 18, diperoleh dari unsur-unsur 1, 2, 4, 5, 7, 8, 11, 13, 14, 16, 17, 19, 20, 22, 23,
              25, dan 26
(p)  = p – 1 jika p adalah suatu bilangan prima

Perhatikan bahwa himpunan {1,2,3,4} merupakan suatu system  residu  tereduksi  modu- lo 5. Sekarang, coba Anda selidiki, jika masing-masing unsur himpunan dikalikan dikalikan dengan suatu bilangan yang relative prima dengan 5, misalnya 2, 3, atau 4, se- hingga diperoleh himpunan yang lain, maka apakah himpunan-himpunan yang lain terse- but merupakan system-sistem residu yang tereduksi modulo 5 ?
Teorema 3.7
       Ditentukan (a,m) = 1
       Jika {x, x, … , x} adalah suatu system residu modulo m yang lengkap atau  tere-
       duksi, maka {ax, ax, … , ax} juga  merupakan  suatu  system  residu  modulo  m
       yang lengkap atau tereduksi.
Bukti :
       Ditentukan bahwa  {x, x, … , x}  adalah  suatu  system  residu  modulo  m  yang 
lengkap, maka xtidak kongruen xmodulo m jika xx. Harus dibuktikan bahwa
       axtidak kongruen axmodulo m jika i j
       Misalkan dari unsur-unsur {ax, ax, … , ax} terdapat i j sehingga  berlaku  hu-
       bungan ax≡ ax(mod m).
       Karena (a,m) = 1 dan ax≡ ax(mod m), maka menurut teorema 3.6 (a), dapat diten-
tukan bahwa x≡ x(mod m), bertentangan dengan ketentuan  {x, x, … , x} me-
       rupakan suatu system residu lengkap  modulo m. Jadi tentu  ax tidak  kongruen ax
modulo m.
Selanjutnya buktikan jika {x, x, … , x}  adalah  suatu  system  residu  modulo m
yang tereduksi.





Contoh 3.13
(a)    Himpunan A = {0, 1, 2, 3, 4, 5} adalah merupakan suatu system residu lengkap modulo 6. Jika masing-masing unsur A  dikalikan  dengan 5, yang mana (5,6) = 1,
dan setelah dikalikan dimasukkan sebagai unsur himpunan B, maka dapat ditentu-
kan bahwa B = {0, 5, 10, 15, 20, 25}. Himpunan B merupakan suatu system residu yang lengkap modulo 6 sebab setiap unsur B kongruen dengan satu dan ha-
nya satu y  {0, 1, 2, 3, 4, 5}, yaitu :
      0 ≡ 0 (mod 6)                        10 ≡ 4 (mod 6)                        20 ≡ 2 (mod 6)
      5 ≡ 5 (mod 6)                        15 ≡ 3 (mod 6)                        25 ≡ 1 (mod 6)
       (b) Himpunan A = {1, 5, 7, 11} adalah merupakan suatu system residu tereduksi mo-
            dulo 12. Jika masing-masing  unsur A  dikalikan  dengan 17  dengan  (17,12) = 1,
            dan setelah dikalikan dimasukkan sebagai unsur himpunan B, maka  dapat  diten-
            tukan bahwa B = {17, 85, 119, 187}. Himpunan B merupakan suatu system residu tereduksi modulo 12 sebab setiap unsur B relative prima dengan 12, dan tidak ada sepasang unsur B yang kongruen, yaitu :
                  (17,12) = (85,12) = (119,12) = (187,12) = 1

                  17 ≡ 85 (mod 12)                  17 ≡ 119 (mod 12)               17 ≡ 187 (mod 12)
                  85 ≡ 119 (mod 12)                85 ≡ 187 (mod 12)               119 ≡ 187 (mod 12)

Teorema 3.8 (Teorema Euler)
Jika a, m  Z dan m > 0 sehingga (a,m) = 1, maka a≡ 1 (mod m)
Bukti :
Misalkan bahwa {x, x, … , x} adalah suatu system residu tereduksi modulo m dengan unsur-unsur bilangan bulat positif kurang dari m dan relative prima dengan m, maka menurut teorema 3.7, karena (a,m) = 1, maka {ax, ax, … , ax} juga merupakan suatu system residu tereduksi modulo m. Dengan demikian, residu-residu positif terkecil dari  ax, ax, … , axadalah bilangan-bilangan bulat yang terdapat pada  x, x, … , x dengan urutan tertentu. Akibatnya kita dapat mengalikan semua suku dari masing-masing system residu tereduksi, sehingga diperoleh :
                    ax, ax, … , ax   x, x, … , x (mod m)
      Dengan demikian dapat ditentukan bahwa :
                     a x. x   x    x. x   x(mod m)
      Selanjutnya, {x, x, … , x} adalah suatu system residu tereduksi modulo m, maka menurutdefinisi 3.3, berlaku  (x, m) = 1. Berdasarkan   teorema 2.16, karena
      (x, m) = 1, yaitu (x,m) = ( x, m) =     (x, m) = 1, maka dapat ditentukan bahwa (x. x   x, m) = 1.
      Dari dua keadaan :
               a x. x   x    x. x   x(mod m) , dan
(x. x   x, m) = 1
      dapat ditentukan berdasarkan teorema 3.6 (a) bahwa :
a≡ 1 (mod m)
Kita dapat menggunakan teorema Euler untuk mencari inversi modulo m.
Jika a dan m adalah relative prima, maka dapat ditentukan bahwa :
a≡ 1 (mod m) 
Dengan demikian :
                         a =  a. a ≡ 1 (mod m)
Jadi a adalah inversi dari a modulo m.

Contoh 3.14
Carilah dua digit terakhir lambang bilangan desimal dari 23
Soal ini dapat dijawab dengan menyatakan maknanya dalam bentuk lain, yaitu sama dengan mencari x jika 23 ≡ x (mod 100). Kemudian bentuk 23 ≡ x (mod 100) dapat dipecah menjadi 23 ≡ x (mod 4) dan 23 ≡ x (mod 25).
(a) mencari x dari 23 ≡ x (mod 4).
     23≡ 3 (mod 4), maka 23≡ 9 (mod 4) ≡ 1 (mod 4), sehingga 23 = (23)
     Dengan demikian 23 = (23)≡ 1(mod 4), atau x ≡ 1 (mod 4)
(b) mencari x dari 23 ≡ x (mod 25)
     23 ≡ -2(mod 25), maka 23  4(mod 25), 234  16(mod 25), 238  6(mod 25),
     2316   11(mod 25), 2332  -4(mod 25), 2364 ≡ 16(mod 25), 23128 ≡ 6(mod 25), dan
     23256  11(mod 25)
     Dengan demikian 23500 = 23256.23128.2364.2332.2316.234 ≡ 11.6.16.(-4).11.16 (mod 25)
                                           ≡ (-4).6.(-4).6 (mod 25) ≡ 576 (mod 25) ≡ 1,  (mod 25), yaitu
                                       x ≡ 1 (mod 25)
Dari hasil (a) dan (b), yaitu x ≡ 1 (mod 4) dan x ≡ 1 (mod 25), maka berdasarkan pada
teorema 3.6 (b), x ≡ 1 (mod [4,25]) x ≡ 1 (mod 100)
Jadi 23 ≡ 1 (mod 100) , berarti dua digit terakhir lambang bilangan decimal dari 23
adalah 01.
Contoh 3.15
Tunjukkan jika (n,7) = 1, n  N, maka 7 │ n7 – n
Jawab : Karena (n,7) = 1, maka menurut teorema Euler, n ≡ 1 (mod 7).
              Selanjutnya  , sehingga diperoleh n6 ≡ 1 (mod 6) , dan sesuai dengan
              definisi 3.1, 7│ n6 – 1 , dan akibatnya, sesuai dengan teorema 2.1, 7│n( n6 – 1)
              atau 7│n7 – 1
Contoh 3.16
Jika bulan ini adalah bulan Mei, maka carilah 23943 bulan lagi adalah bulan apa
Jawab : Permasalahan ini dapat diganti dengan mencari x jika 23943 ≡ x (mod 12).
             Karena (239,12) = 1, maka menurut teorema Euler, 239≡ 1 (mod 12).
             Selanjutnya , sehingga diperoleh 2394 ≡1 (mod 12).
             23943 = (2394)10.2393 ≡ 1.2393 (mod 12) ≡ (-1)(-1)(-1) (mod 12) ≡ 11 (mod 12)
             Jadi x = 11, dengan demikian 23943 bulan lagi adalah bulan April.
Contoh 3.16
Kongruensi linier ax ≡ b (mod m) dapat diselesaikan dengan menggunakan teorema Euler sebagai berikut :
             ax ≡ b (mod m)
             a-1.ax ≡ a-1.b (mod m)
 x ≡  a-1.b (mod m)       
Penyelesian 7x ≡ 3 (mod 12) adalah x ≡ 7.3 (mod 12) ≡ 74-1.3 (mod 12)                    ≡ 73.3 (mod 12) ≡ 21 (mod 12) ≡ 9 (mod 12).

Teorema 3.9. Teorema Kecil Fermat
       Jika p adalah suatu bilangan prima dan p tidak membagi a, maka ap-1  1 (mod p)
Bukti :
       Karena p adalah suatu bilangan prima dan p tidak membagi a, maka (p,a) = 1 (jika
       (p,a) 1 yaitu p dan a tidak relative prima, maka p dan a mempunyai factor selain 1
       dan p, bertentangan dengan sifat p sebagai bilangan prima).
       Selanjutnya, karena (p,a) = 1, maka menurut teorema 3.8, a≡ 1 (mod p).
       p adalah suatu bilangan prima, berarti dari bilangan-bilangan bulat :
               0, 1, 2, 3, … , p – 1
       yang tidak relativeprima dengan p hanya 0 ≡ p (mod p), sehingga :
               {1, 2, 3, … , p – 1 }
       merupakan system residu tereduksi modulo dengan (p – 1) unsure, dengan demikian:
       Karena  dan a≡ 1 (mod p),  maka a≡ 1 (mod p)
Contoh 3.17
Carilah suatu x jika 2250 ≡ x (mod 7) dan 0 ≤ x < 7
Jawab :
       Karena 7 adalah bilangan prima, (2,7) = 1, dan , maka :
               2≡ 1 (mod 7)
               26    ≡ 1 (mod 7)
               2250 = (26)41.24 ≡ 1.24 (mod 7) ≡ 16 (mod 7) ≡2 (mod 7)
       Jadi : x = 2
Contoh 3.18
Carilah satu digit terakhir lambang bilangan basis 10 dari:
(a) 2500
(b) 7175
Jawab :
       Untuk mencari digit terakhir dari lambang bilangan basis 10, permasalahan dapat
       dipandang sebagai mencari x jika y ≡ x (mod 10). Karena 2.5 = 10 dan (2,5) = 1,
       maka y ≡ x (mod 10) dapat dinyatakan sebagai :
              y ≡ x (mod 2) dan y ≡ x (mod 5)       
       (a) 2 ≡ 0 (mod 2), maka 2500 ≡ 0, 2, 4, 6, 8, … (mod 2)
(5) = 4 dan (2,5) = 1, maka 24 ≡ 1(mod 5),  sehingga
             2500 = (24)125. 1 (mod 5)  ≡ 1, 6, 11, 16, 21, … (mod 5)
             Dengan demikian 2500 ≡ 6 (mod 2) dan 2500 ≡ 6 (mod 5), berarti
  2500 ≡ 6 (mod 10). Satu digit terakhir lambang bilangan basis 10 dari 2500  ada-
       lah 6.
 (b) 7 ≡ 1(mod 2), maka 7175 ≡ 1, 3, 5, … (mod 2)
(5) = 4 dan (7,5) = 1, maka 74 ≡ 1 (mod 5), sehingga 
        7175 = (74)43.73  73 (mod 5) ≡ 2.2.2 (mod 5) ≡ 8 (mod 5) ≡ 3 (mod 5)
        ≡ 3, 8, 13, 18, … (mod 5).
        Dengan demikian  7175 ≡ 3 (mod 2) dan 7175 ≡ 3 (mod 5), berarti
        7175  ≡ 3 (mod 10. Satu digit terakhir lambing bilangan basis 10 dari 7175 ada-
lah 3. 

Teorema 3.10
       Jika (a,m) = 1, maka hubungan ax ≡ b (mod m) mempunyai selesaian
       x = a-1.b + tm
Bukti :
       Dari hubungan ax ≡ b (mod m) , ruas kiri dan kanan perlu dikalikan dengan
       suatu factor sehingga koeffisien a menjadi 1.Pilihan factor adalah a-1
       sebab sesuai dengan teorema Euler, a-1.a= a ≡ 1 (mod m).
                ax ≡ b (mod m)
                a-1.a x  ≡ a-1 . b (mod m)
                ax ≡ a-1 . b (mod m)
                x ≡ a-1 . b (mod m)
Karena tm ≡ 0 (mod m) untuk setiap bilangan bulat t, maka :
               x ≡ ≡  a-1 . b + tm (mod m)
       Jadi x =a-1.b + tm adalah selesaian ax ≡ b (mod m)

Teorema 3.11. Teorema Wilson
       Jika p adalah suatu bilangan prima, maka (p – 1)! ≡ -1 (mod p)
Bukti :
Untuk p = 2, kita dapat menentukan bahwa (p – 1)! = 1! = 1 ≡ -1 (mod 2),
       dengan demikian teorema benar untuk p = 2.
       Untuk p > 2, berdasarkan teorema 3.9 dan teorema 3.10, jika ax ≡  1 (mod p),
dan (a,p) = 1, maka x ≡ a-1, a dan x disebut saling inverse modulo p.
       Dengan demikian, setiap bilangan a yang memenuhi 1 ≤ a ≤  p – 1, tentu ada a*
       yang memenuhi 1 ≤ a*  p – 1, sehingga a.a* ≡ 1 (mod p).
       Perhatikan perkalian bilangan-bilangan:
                2.3. … ,(p – 3)(p – 2)
        yang dapat dipasang-pasangkan ke dalam (p – 3)/2 pasangan, masing-masing
        pasangan mempunyai hasil kali sama dengan 1 modulo p. Hal ini dapat dilaku-
kan karena masing-masing bilangan relative prima dengan p, yaitu (a,p) = 1,
   sehingga masing-masing bilangan mempunyai inverse. Akibatnya :
                2.3. … ,(p – 3)(p – 2) ≡ 1 (mod p)
       sehingga :
                (p – 1)! = 1.2.3. … .(p – 3)(p – 2)(p – 1) ≡ 1.1.(p – 1) (mod p)
                             ≡ p – 1 (mod p)
                (p – 1)! ≡  – 1 (mod p)

Contoh 3.19
(7 – 1)! = 6! = 1.2.3.4.5.6 = 1.(2.4).(3.5).6 = 1.8.15.6 ≡ 1.1.1.6 (mod 7) ≡ – 1(mod 7)
(13 – 1)! = 12! = 1.2.3.4.5.6.7.8.9.10.11.12 = 1.(2.7).(3.9).(4.10).(5.8).(6.11).12
              = 1.14.27.40.40.66.12 ≡ 1.1.1.1.1.1.12 (mod 13) ≡ – 1 (mod 13)

Teorema 3.13
       Jika n adalah suatu bilangan bulat positif sehingga (n – 1)!  ≡ – 1 (mod n),
       maka n adalah suatu bilangan prima. 
Buktikan !
Teorema 3.12 dan teorema 3.13 memberikan petunjuk kepada kita untuk mengguna-
kan teorema-teorema itu dalam pengujian keprimaan suatu bilangan.
Contoh 3.20
(15 – 1)! = 14! = 1.2.3.4.5.6.7.8.9.10.11.12.13.14 = 1.2.(15).4.6.7.8.9.10.11.12.13.14
               ≡ 0 (mod 15)
(15 – 1)! = 14! tidak kongruen dengan – 1 (mod 15), maka 15 bukan suatu bilangan
prima.


Tugas dan Latihan
Tugas
Carilah suatu buku teori bilangan yang membahas tentang Metode (p – 1) Pollard
Jelaskan Metode Pollard itu untuk apa, dan uraikan secara lengkap.
Berikan paling sedikit satu contoh penggunaan Metode (p – 1) Pollard
Latihan
1. Carilah satu contoh  system  residu  tereduksi  modulo 16  yang  mempunyai  dua
    unsure negative.
2. Jelaskan mengapa S = {-9, -33, 37, 67} bukan merupakan system residu tereduksi
modulo 10.
3. Carilah satu contoh system residu A yang lengkap modulo 12. Tambah  setiap un-
    sur dalam system residu dengan sebarang bilangan kelipatan 12, sehingga  dipero-
    leh himpunan B. Selidiki apakah B merupakan system residu lengkap modulo 12.
4. Carilah sisanya jika 1135 dibagi 13.
5. Jika hari ini hari Rabu, maka carilah hari apa 97101 hari lagi.
6. Carilah dua digit terakhir lambang bilangan desimal dari 39125
7. Carilah suatu bilangan bulat positif terkecil x jika 61! ≡ x – 1 (mod 71)
8. Carilah suatu bilangan bulat positif terkecil x jika  7x ≡ 9 (mod 20)













Rangkuman
Secara keseluruhan, bagian-bagian utama yang perlu diperhatikan dalam Kegiatan Belajar 2 adalah Definisi dan Teorema, yaitu:
1. Definisi 3.2 tentang system residu yang lengkap modulo m
2. Definisi 3.3 tentang system residu tereduksi modulo m
3. Definisi 3.4 tentang fungsi -Euler
5. Teorema-Teorema :
    3.7. Jika (a,m) = 1 sedemikian hingga {x, x, … , x} adalah suatu system residu
           yang lengkap atau tereduksi, maka {ax, ax, … , ax}  juga  merupakan  sis-
           tem residu yang lengkap atau tereduksi modulo m.
    3.8. Teorema Euler
           Jika a, m  Z dan m > 0 sehingga (a,m) = 1, maka a≡ 1 (mod m)
    3.9. Teorema Kecil Fermat
            Jika p adalah suatu  bilangan  prima  dan p tidak membagi a, maka
            ap-1 ≡ 1 (mod p)
    3.10.Jika (a,m) = 1, maka hubungan ax ≡ b (mod m) mempunyai selesaian
             x = a-1.b  + tm
    3.11.Teorema Wilson
            Jika p adalah suatu bilangan prima, maka (p – 1)! ≡ -1 (mod p)

Tes Formatif 2
1. Skor 10
    Carilah suatu x jika 5x ≡ 7 (mod 23)
2. Skor 10
    Tunjukkan jika n adalah suatu bilangan komposit dan n  4 , maka
    (n – 1) ! ≡ 0 (mod n)
3. Skor 10
    Tunjukkan jika p adalah suatu bilangan prima ganjil, maka
    2(p – 3)! ≡ – 1 (mod p)
4. Skor 10
    Tunjukkan jika n adalah suatu bilangan ganjil dan n tidak membagi tiga, maka
    n2 ≡ 1 (mod 24)
5. Skor 10
    Tunjukkan jika p dan q adalah bilangan-bilangan prima yang berbeda, maka
pq-1 + qp-1 ≡ 1 (mod pq)
6. Skor 10
    Tunjukkan jika p adalah suatu bilangan prima ganjil, maka
    1232 … (p – 4)2(p – 2)2 ≡ (-1)(p+1)/2(mod p)
7. Skor 10
    Tunjukkan jika p adalah suatu bilangan prima ganjil dan p ≡ 3(mod 4), maka
    ((p – 1)/2)! ≡  1(mod p)
8. Skor 20
    Carilah bilangan-bilangan bulat positif n jika n4 + 4n adalah bilangan prima
9. Skor 10
    Tunjukkan jika p adalah suatu bilangan prima dan a adalah suatu bilangan bulat,
maka p │ (ap + (p – 1)!a)















Daftar Kepustakaan
Niven, I., Zuckerman, H.S., & Montgomery, H.L. (1995). An Introduction to The The-
       Ory of Numbers.New York : John Wiley & Sons.
Redmond, D. (1996). Number Theory.New York : Marcel Dekker.
Rosen, K.H. (1993). Elementary Number Theory and Its Applications. Massachusetts:
       Addison-Wesley.



MODUL 3
KEGIATAN BELAJAR 2
SISTEM    RESIDU

Uraian
Sistem residu merupakan topik yang memberikan dasar untuk mengembangkan pembahasan menuju teorema Euler, dan pada bagian lain terkait dengan fungsi-fungsi khas (special functions) dalam teori bilangan.
       Bagian-bagian dari system residu meliputi system residu yang lengkap dan system residu yang tereduksi. Sebagai suatu system, system residu mempunyai sifat-sifat khusus yang terkait dengan bagaimana membuat system residu, atau mencari contoh yang memenuhi syarat tertentu.

Definisi 3.2
       Suatu himpunan {x, x, … , x} disebut suatu system residu  lengkap modulo m    
       Jika dan hanya jika untuk setiap y dengan 0 ≤ y< m , ada  satu  dan  hanya  satu x
       dengan 1 ≤ i < m , sedemikian hingga y ≡ x(mod m) atau x≡ y (mod m).
Perhatikan bahwa indeks dari x yang terakhir adalah m, dan hal ini  menunjukkan  bahwa
banyaknya unsur dalam suatu system residu lengkap modulo m adalah m. Dengan demikian, jika ada suatu himpunan yang banyaknya unsur kurang dari m atau lebih dari m , maka himpunan itu tentu bukan merupakan suatu system residu lengkap modulo m.
Selanjutnya, karena pasangan-pasangan kongruensi antara y dan xadalah tunggal,  maka
tidak ada y yang kongruen dengan dua unsur x yang berbeda, misalnya  x dan x,  dan
tidak ada x yang kongruen dengan dua nilai y. Dengan  demikian, tidak ada dua unsur x
yang berbeda dan kongruen, artinya xtidak kongruen xmodulo m jika i j.

Contoh 3.9
1. Himpunan A = {6, 7, 8, 9} bukan merupakan  system  residu  lengkap  modulo 5 sebab
banyaknya unsur A kurang dari 5
2. Himpunan A = {6, 7, 8, 9, 10} adalah suatu system residu lengkap modulo 5 sebab  un-
    tuk setiap y dengan  dengan  0 ≤ y < 5 , ada  satu  dan  hanya  satu x  dengan  1 ≤ i < 5  
    sedemikian hingga y ≡ x(mod 5) atau x≡ y (mod 5).
    Nilai-nilai yyangmemenuhi 0 ≤ y < 5 , adalah  y = 0, y = 1, y = 2, y = 3, y = 4,  atau
    y = 5 . Jika kita selidiki, maka kita peroleh bahwa :
        10 ≡ 0 (mod 5)                          8 ≡ 3 (mod m)                          6 ≡ 1 (mod m)
        9  ≡ 4 (mod 5)                          7 ≡ 2 (mod m)
    Dengan demikian untuk setiap y dengan  y = 0, 2, 3, 4, 5 , ada satu dan hanya satu x
    dengan x= 6, 7, 8, 9, 10 , sedemikian hingga x≡ y (mod m). Jadi A adalah suatu sis-
    tem residu lengkap modulo 5.
3. Himpunan B = {4, 25, 82, 107} adalah suatu system  residu  lengkap  modulo 4 sebab
untuk setiap y dengan 0 ≤ y < 4 , ada  satu  dan  hanya  satu x  dengan  1 ≤ i< 4
    sedemikian hingga y ≡ x(mod 4) atau x≡ y (mod 4).
         4   ≡ 0 (mod 4)                          82  ≡ 2 (mod 4)
25 ≡ 1 (mod 4)                         107 ≡ 3 (mod 4)
4. Himpunan C = {-33, -13, 14, 59, 32, 48, 12} adalah suatu system residu  lengkap  mo-
    dulo 7 sebab untuk  setiap y  dengan 0 ≤ y < 7 , ada  satu   dan   hanya   satu xdengan
    1 ≤ i < 7 sedemikian hingga y ≡ x(mod 7) atau x≡ y (mod 7).
    -33 ≡ 0 (mod 7)                          59 ≡ 3 (mod 7)                          48 ≡ 1 (mod 7)
         -13 ≡ 0 (mod 7)                          32 ≡ 3 (mod 7)                          12 ≡ 1 (mod 7)
          14 ≡ 0 (mod 7)                      
5. Himpunan D = {10, -5, 27} adalah bukan suatu system residu lengkap modulo 3 sebab
Untuk suatu   y = 1 dengan 0 ≤ y < 3 , ada  lebih dari satu x(yaitu 10 dan -5)  sehingga
          10 ≡ 1 (mod 3)                          -5  ≡ 1 (mod 3)
6. Algoritma pembagian menunjukkan bahwa  himpunan  bilangan  bulat  0, 1, … , m – 1
    merupakan suatu system residu lengkap modulo m, dan disebut sebagai residu nonne-
    gatif terkecil modulo m.


Definisi 3.3
       Suatu  himpunan  bilangan  bulat {x, x, … , x} disebut suatu system residu tere-
       duksi modulo m jika dan hanya jika :
       (a) (x, m) = 1 , 1 ≤  i <  k
       (b)  x   x(mod m) untuk setiap  i  j
       (c) Jika (y,m) = 1, maka y ≡ x(mod m) untuk suatu i = 1, 2, … , k

Contoh 3.10
1. Himpunan {1,5} adalah suatu system residu tereduksi modulo 6 sebab :
       (a) (1,6) = 1 dan (5,6) = 1
       (b) 5 ≡ 1 (mod 6)
2. Himpunan {17, 91} adalah suatu system residu tereduksi modulo 6 sebab :
       (a) (17,6) = 1 dan (91, 6) = 1
       (b) 91 ≡ 17 (mod 6)

Suatu system residu tereduksi modulo m dapat diperoleh dari system residu lengkap modulo m dengan membuang unsur-unsur yang tidak relative  prima  dengan m. Hal  ini dapat dilakukan karena {0, 1, 2, … , m – 1 } adalah suatu system residu yang lengkap modulo m karena  untuk  setiap y  dengan  y = 0, 1, 2, … , m – 1, ada satu dan hanya satu
x= 0, 1, 2, … , m – 1 sehingga y ≡ x(mod m) . Keadaan y ≡ x(mod m) selalu dapat terjadi  dengan memilih y = 0 dan x= 0, y = 1 dan x= 1, … , y = m – 1 dan x= m – 1 .
Karena unsur-unsur {0, 1, 2, … , m – 1} memenuhi tidak ada sepasang yang kongruen, maka setelah unsur-unsur yang tidak relative prima dengan m dibuang, yang tertinggal adalah unsur-unsur yang relative prima dengan m dan tidak ada sepasang yang kongruen.
Dengan demikian unsur-unsur yang tertinggal memenuhi definisi 3.2
Contoh 3.11
1. Himpunan A = {0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7} adalah suatu sistem residu lengkap modulo 8.
    Unsur-unsur A yang tidak   relativeprima dengan 8 adalah 0, 2, 4, dan 6karena
    (0,8) = 81, (2,8) = 2  1, (4,8) = 4 1, dan (6,8) = 2 1. Misalkan B  adalah  him-
    punan dari unsur-unsur yang tertinggal, maka B = {1, 3, 5, 7}, dan B merupakan suatu
    sistem residu tereduksi modulo 8 karena memenuhi definisi 3.2
2. Himpunan A = {0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19} adalah
    suatu system residu lengkap modulo 20. Jika unsur-unsur A yang tidak  relative  prima
    dengan 20 dibuang, yaitu 0, 2, 4, 5, 6, 8, 10, 12, 14, 15, 16, dan 18 ,maka unsur-unsur
    yang tertinggal adalah 1, 3, 7, 9, 11, 13, 17, dan 19, dan B = {1, 3, 7, 9, 11, 13, 17, 19}
    merupakan suatu system residu tereduksi modulo 20.

Defini 3.4
       Ditentukan m adalah suatu bilangan bulat positif.
       Banyaknya residu di dalam suatu system residu tereduksi modulo m disebut fungsi
-Euler dari m, dan dinyatakan dengan (m).

Contoh 3.12
(2)  = 1 , diperoleh dari unsur 1
(3)  = 2 , diperoleh dari unsur-unsur 1 dan 2
(4)  = 2 , diperoleh dari unsur-unsur 1 dan 3
(5)  = 4 , diperoleh dari unsur-unsur 1, 2, 3, dan 4
(16) = 8, diperoleh dari unsur-unsur 1, 3, 5, 7, 9, 11, 13, dan 15           
(27) = 18, diperoleh dari unsur-unsur 1, 2, 4, 5, 7, 8, 11, 13, 14, 16, 17, 19, 20, 22, 23,
              25, dan 26
(p)  = p – 1 jika p adalah suatu bilangan prima

Perhatikan bahwa himpunan {1,2,3,4} merupakan suatu system  residu  tereduksi  modu- lo 5. Sekarang, coba Anda selidiki, jika masing-masing unsur himpunan dikalikan dikalikan dengan suatu bilangan yang relative prima dengan 5, misalnya 2, 3, atau 4, se- hingga diperoleh himpunan yang lain, maka apakah himpunan-himpunan yang lain terse- but merupakan system-sistem residu yang tereduksi modulo 5 ?
Teorema 3.7
       Ditentukan (a,m) = 1
       Jika {x, x, … , x} adalah suatu system residu modulo m yang lengkap atau  tere-
       duksi, maka {ax, ax, … , ax} juga  merupakan  suatu  system  residu  modulo  m
       yang lengkap atau tereduksi.
Bukti :
       Ditentukan bahwa  {x, x, … , x}  adalah  suatu  system  residu  modulo  m  yang 
lengkap, maka xtidak kongruen xmodulo m jika xx. Harus dibuktikan bahwa
       axtidak kongruen axmodulo m jika i j
       Misalkan dari unsur-unsur {ax, ax, … , ax} terdapat i j sehingga  berlaku  hu-
       bungan ax≡ ax(mod m).
       Karena (a,m) = 1 dan ax≡ ax(mod m), maka menurut teorema 3.6 (a), dapat diten-
tukan bahwa x≡ x(mod m), bertentangan dengan ketentuan  {x, x, … , x} me-
       rupakan suatu system residu lengkap  modulo m. Jadi tentu  ax tidak  kongruen ax
modulo m.
Selanjutnya buktikan jika {x, x, … , x}  adalah  suatu  system  residu  modulo m
yang tereduksi.





Contoh 3.13
(a)    Himpunan A = {0, 1, 2, 3, 4, 5} adalah merupakan suatu system residu lengkap modulo 6. Jika masing-masing unsur A  dikalikan  dengan 5, yang mana (5,6) = 1,
dan setelah dikalikan dimasukkan sebagai unsur himpunan B, maka dapat ditentu-
kan bahwa B = {0, 5, 10, 15, 20, 25}. Himpunan B merupakan suatu system residu yang lengkap modulo 6 sebab setiap unsur B kongruen dengan satu dan ha-
nya satu y  {0, 1, 2, 3, 4, 5}, yaitu :
      0 ≡ 0 (mod 6)                        10 ≡ 4 (mod 6)                        20 ≡ 2 (mod 6)
      5 ≡ 5 (mod 6)                        15 ≡ 3 (mod 6)                        25 ≡ 1 (mod 6)
       (b) Himpunan A = {1, 5, 7, 11} adalah merupakan suatu system residu tereduksi mo-
            dulo 12. Jika masing-masing  unsur A  dikalikan  dengan 17  dengan  (17,12) = 1,
            dan setelah dikalikan dimasukkan sebagai unsur himpunan B, maka  dapat  diten-
            tukan bahwa B = {17, 85, 119, 187}. Himpunan B merupakan suatu system residu tereduksi modulo 12 sebab setiap unsur B relative prima dengan 12, dan tidak ada sepasang unsur B yang kongruen, yaitu :
                  (17,12) = (85,12) = (119,12) = (187,12) = 1

                  17 ≡ 85 (mod 12)                  17 ≡ 119 (mod 12)               17 ≡ 187 (mod 12)
                  85 ≡ 119 (mod 12)                85 ≡ 187 (mod 12)               119 ≡ 187 (mod 12)

Teorema 3.8 (Teorema Euler)
Jika a, m  Z dan m > 0 sehingga (a,m) = 1, maka a≡ 1 (mod m)
Bukti :
Misalkan bahwa {x, x, … , x} adalah suatu system residu tereduksi modulo m dengan unsur-unsur bilangan bulat positif kurang dari m dan relative prima dengan m, maka menurut teorema 3.7, karena (a,m) = 1, maka {ax, ax, … , ax} juga merupakan suatu system residu tereduksi modulo m. Dengan demikian, residu-residu positif terkecil dari  ax, ax, … , axadalah bilangan-bilangan bulat yang terdapat pada  x, x, … , x dengan urutan tertentu. Akibatnya kita dapat mengalikan semua suku dari masing-masing system residu tereduksi, sehingga diperoleh :
                    ax, ax, … , ax   x, x, … , x (mod m)
      Dengan demikian dapat ditentukan bahwa :
                     a x. x   x    x. x   x(mod m)
      Selanjutnya, {x, x, … , x} adalah suatu system residu tereduksi modulo m, maka menurutdefinisi 3.3, berlaku  (x, m) = 1. Berdasarkan   teorema 2.16, karena
      (x, m) = 1, yaitu (x,m) = ( x, m) =     (x, m) = 1, maka dapat ditentukan bahwa (x. x   x, m) = 1.
      Dari dua keadaan :
               a x. x   x    x. x   x(mod m) , dan
(x. x   x, m) = 1
      dapat ditentukan berdasarkan teorema 3.6 (a) bahwa :
a≡ 1 (mod m)
Kita dapat menggunakan teorema Euler untuk mencari inversi modulo m.
Jika a dan m adalah relative prima, maka dapat ditentukan bahwa :
a≡ 1 (mod m) 
Dengan demikian :
                         a =  a. a ≡ 1 (mod m)
Jadi a adalah inversi dari a modulo m.

Contoh 3.14
Carilah dua digit terakhir lambang bilangan desimal dari 23
Soal ini dapat dijawab dengan menyatakan maknanya dalam bentuk lain, yaitu sama dengan mencari x jika 23 ≡ x (mod 100). Kemudian bentuk 23 ≡ x (mod 100) dapat dipecah menjadi 23 ≡ x (mod 4) dan 23 ≡ x (mod 25).
(a) mencari x dari 23 ≡ x (mod 4).
     23≡ 3 (mod 4), maka 23≡ 9 (mod 4) ≡ 1 (mod 4), sehingga 23 = (23)
     Dengan demikian 23 = (23)≡ 1(mod 4), atau x ≡ 1 (mod 4)
(b) mencari x dari 23 ≡ x (mod 25)
     23 ≡ -2(mod 25), maka 23  4(mod 25), 234  16(mod 25), 238  6(mod 25),
     2316   11(mod 25), 2332  -4(mod 25), 2364 ≡ 16(mod 25), 23128 ≡ 6(mod 25), dan
     23256  11(mod 25)
     Dengan demikian 23500 = 23256.23128.2364.2332.2316.234 ≡ 11.6.16.(-4).11.16 (mod 25)
                                           ≡ (-4).6.(-4).6 (mod 25) ≡ 576 (mod 25) ≡ 1,  (mod 25), yaitu
                                       x ≡ 1 (mod 25)
Dari hasil (a) dan (b), yaitu x ≡ 1 (mod 4) dan x ≡ 1 (mod 25), maka berdasarkan pada
teorema 3.6 (b), x ≡ 1 (mod [4,25]) x ≡ 1 (mod 100)
Jadi 23 ≡ 1 (mod 100) , berarti dua digit terakhir lambang bilangan decimal dari 23
adalah 01.
Contoh 3.15
Tunjukkan jika (n,7) = 1, n  N, maka 7 │ n7 – n
Jawab : Karena (n,7) = 1, maka menurut teorema Euler, n ≡ 1 (mod 7).
              Selanjutnya  , sehingga diperoleh n6 ≡ 1 (mod 6) , dan sesuai dengan
              definisi 3.1, 7│ n6 – 1 , dan akibatnya, sesuai dengan teorema 2.1, 7│n( n6 – 1)
              atau 7│n7 – 1
Contoh 3.16
Jika bulan ini adalah bulan Mei, maka carilah 23943 bulan lagi adalah bulan apa
Jawab : Permasalahan ini dapat diganti dengan mencari x jika 23943 ≡ x (mod 12).
             Karena (239,12) = 1, maka menurut teorema Euler, 239≡ 1 (mod 12).
             Selanjutnya , sehingga diperoleh 2394 ≡1 (mod 12).
             23943 = (2394)10.2393 ≡ 1.2393 (mod 12) ≡ (-1)(-1)(-1) (mod 12) ≡ 11 (mod 12)
             Jadi x = 11, dengan demikian 23943 bulan lagi adalah bulan April.
Contoh 3.16
Kongruensi linier ax ≡ b (mod m) dapat diselesaikan dengan menggunakan teorema Euler sebagai berikut :
             ax ≡ b (mod m)
             a-1.ax ≡ a-1.b (mod m)
 x ≡  a-1.b (mod m)       
Penyelesian 7x ≡ 3 (mod 12) adalah x ≡ 7.3 (mod 12) ≡ 74-1.3 (mod 12)                    ≡ 73.3 (mod 12) ≡ 21 (mod 12) ≡ 9 (mod 12).

Teorema 3.9. Teorema Kecil Fermat
       Jika p adalah suatu bilangan prima dan p tidak membagi a, maka ap-1  1 (mod p)
Bukti :
       Karena p adalah suatu bilangan prima dan p tidak membagi a, maka (p,a) = 1 (jika
       (p,a) 1 yaitu p dan a tidak relative prima, maka p dan a mempunyai factor selain 1
       dan p, bertentangan dengan sifat p sebagai bilangan prima).
       Selanjutnya, karena (p,a) = 1, maka menurut teorema 3.8, a≡ 1 (mod p).
       p adalah suatu bilangan prima, berarti dari bilangan-bilangan bulat :
               0, 1, 2, 3, … , p – 1
       yang tidak relativeprima dengan p hanya 0 ≡ p (mod p), sehingga :
               {1, 2, 3, … , p – 1 }
       merupakan system residu tereduksi modulo dengan (p – 1) unsure, dengan demikian:
       Karena  dan a≡ 1 (mod p),  maka a≡ 1 (mod p)
Contoh 3.17
Carilah suatu x jika 2250 ≡ x (mod 7) dan 0 ≤ x < 7
Jawab :
       Karena 7 adalah bilangan prima, (2,7) = 1, dan , maka :
               2≡ 1 (mod 7)
               26    ≡ 1 (mod 7)
               2250 = (26)41.24 ≡ 1.24 (mod 7) ≡ 16 (mod 7) ≡2 (mod 7)
       Jadi : x = 2
Contoh 3.18
Carilah satu digit terakhir lambang bilangan basis 10 dari:
(a) 2500
(b) 7175
Jawab :
       Untuk mencari digit terakhir dari lambang bilangan basis 10, permasalahan dapat
       dipandang sebagai mencari x jika y ≡ x (mod 10). Karena 2.5 = 10 dan (2,5) = 1,
       maka y ≡ x (mod 10) dapat dinyatakan sebagai :
              y ≡ x (mod 2) dan y ≡ x (mod 5)       
       (a) 2 ≡ 0 (mod 2), maka 2500 ≡ 0, 2, 4, 6, 8, … (mod 2)
(5) = 4 dan (2,5) = 1, maka 24 ≡ 1(mod 5),  sehingga
             2500 = (24)125. 1 (mod 5)  ≡ 1, 6, 11, 16, 21, … (mod 5)
             Dengan demikian 2500 ≡ 6 (mod 2) dan 2500 ≡ 6 (mod 5), berarti
  2500 ≡ 6 (mod 10). Satu digit terakhir lambang bilangan basis 10 dari 2500  ada-
       lah 6.
 (b) 7 ≡ 1(mod 2), maka 7175 ≡ 1, 3, 5, … (mod 2)
(5) = 4 dan (7,5) = 1, maka 74 ≡ 1 (mod 5), sehingga 
        7175 = (74)43.73  73 (mod 5) ≡ 2.2.2 (mod 5) ≡ 8 (mod 5) ≡ 3 (mod 5)
        ≡ 3, 8, 13, 18, … (mod 5).
        Dengan demikian  7175 ≡ 3 (mod 2) dan 7175 ≡ 3 (mod 5), berarti
        7175  ≡ 3 (mod 10. Satu digit terakhir lambing bilangan basis 10 dari 7175 ada-
lah 3. 

Teorema 3.10
       Jika (a,m) = 1, maka hubungan ax ≡ b (mod m) mempunyai selesaian
       x = a-1.b + tm
Bukti :
       Dari hubungan ax ≡ b (mod m) , ruas kiri dan kanan perlu dikalikan dengan
       suatu factor sehingga koeffisien a menjadi 1.Pilihan factor adalah a-1
       sebab sesuai dengan teorema Euler, a-1.a= a ≡ 1 (mod m).
                ax ≡ b (mod m)
                a-1.a x  ≡ a-1 . b (mod m)
                ax ≡ a-1 . b (mod m)
                x ≡ a-1 . b (mod m)
Karena tm ≡ 0 (mod m) untuk setiap bilangan bulat t, maka :
               x ≡ ≡  a-1 . b + tm (mod m)
       Jadi x =a-1.b + tm adalah selesaian ax ≡ b (mod m)

Teorema 3.11. Teorema Wilson
       Jika p adalah suatu bilangan prima, maka (p – 1)! ≡ -1 (mod p)
Bukti :
Untuk p = 2, kita dapat menentukan bahwa (p – 1)! = 1! = 1 ≡ -1 (mod 2),
       dengan demikian teorema benar untuk p = 2.
       Untuk p > 2, berdasarkan teorema 3.9 dan teorema 3.10, jika ax ≡  1 (mod p),
dan (a,p) = 1, maka x ≡ a-1, a dan x disebut saling inverse modulo p.
       Dengan demikian, setiap bilangan a yang memenuhi 1 ≤ a ≤  p – 1, tentu ada a*
       yang memenuhi 1 ≤ a*  p – 1, sehingga a.a* ≡ 1 (mod p).
       Perhatikan perkalian bilangan-bilangan:
                2.3. … ,(p – 3)(p – 2)
        yang dapat dipasang-pasangkan ke dalam (p – 3)/2 pasangan, masing-masing
        pasangan mempunyai hasil kali sama dengan 1 modulo p. Hal ini dapat dilaku-
kan karena masing-masing bilangan relative prima dengan p, yaitu (a,p) = 1,
   sehingga masing-masing bilangan mempunyai inverse. Akibatnya :
                2.3. … ,(p – 3)(p – 2) ≡ 1 (mod p)
       sehingga :
                (p – 1)! = 1.2.3. … .(p – 3)(p – 2)(p – 1) ≡ 1.1.(p – 1) (mod p)
                             ≡ p – 1 (mod p)
                (p – 1)! ≡  – 1 (mod p)

Contoh 3.19
(7 – 1)! = 6! = 1.2.3.4.5.6 = 1.(2.4).(3.5).6 = 1.8.15.6 ≡ 1.1.1.6 (mod 7) ≡ – 1(mod 7)
(13 – 1)! = 12! = 1.2.3.4.5.6.7.8.9.10.11.12 = 1.(2.7).(3.9).(4.10).(5.8).(6.11).12
              = 1.14.27.40.40.66.12 ≡ 1.1.1.1.1.1.12 (mod 13) ≡ – 1 (mod 13)

Teorema 3.13
       Jika n adalah suatu bilangan bulat positif sehingga (n – 1)!  ≡ – 1 (mod n),
       maka n adalah suatu bilangan prima. 
Buktikan !
Teorema 3.12 dan teorema 3.13 memberikan petunjuk kepada kita untuk mengguna-
kan teorema-teorema itu dalam pengujian keprimaan suatu bilangan.
Contoh 3.20
(15 – 1)! = 14! = 1.2.3.4.5.6.7.8.9.10.11.12.13.14 = 1.2.(15).4.6.7.8.9.10.11.12.13.14
               ≡ 0 (mod 15)
(15 – 1)! = 14! tidak kongruen dengan – 1 (mod 15), maka 15 bukan suatu bilangan
prima.


Tugas dan Latihan
Tugas
Carilah suatu buku teori bilangan yang membahas tentang Metode (p – 1) Pollard
Jelaskan Metode Pollard itu untuk apa, dan uraikan secara lengkap.
Berikan paling sedikit satu contoh penggunaan Metode (p – 1) Pollard
Latihan
1. Carilah satu contoh  system  residu  tereduksi  modulo 16  yang  mempunyai  dua
    unsure negative.
2. Jelaskan mengapa S = {-9, -33, 37, 67} bukan merupakan system residu tereduksi
modulo 10.
3. Carilah satu contoh system residu A yang lengkap modulo 12. Tambah  setiap un-
    sur dalam system residu dengan sebarang bilangan kelipatan 12, sehingga  dipero-
    leh himpunan B. Selidiki apakah B merupakan system residu lengkap modulo 12.
4. Carilah sisanya jika 1135 dibagi 13.
5. Jika hari ini hari Rabu, maka carilah hari apa 97101 hari lagi.
6. Carilah dua digit terakhir lambang bilangan desimal dari 39125
7. Carilah suatu bilangan bulat positif terkecil x jika 61! ≡ x – 1 (mod 71)
8. Carilah suatu bilangan bulat positif terkecil x jika  7x ≡ 9 (mod 20)













Rangkuman
Secara keseluruhan, bagian-bagian utama yang perlu diperhatikan dalam Kegiatan Belajar 2 adalah Definisi dan Teorema, yaitu:
1. Definisi 3.2 tentang system residu yang lengkap modulo m
2. Definisi 3.3 tentang system residu tereduksi modulo m
3. Definisi 3.4 tentang fungsi -Euler
5. Teorema-Teorema :
    3.7. Jika (a,m) = 1 sedemikian hingga {x, x, … , x} adalah suatu system residu
           yang lengkap atau tereduksi, maka {ax, ax, … , ax}  juga  merupakan  sis-
           tem residu yang lengkap atau tereduksi modulo m.
    3.8. Teorema Euler
           Jika a, m  Z dan m > 0 sehingga (a,m) = 1, maka a≡ 1 (mod m)
    3.9. Teorema Kecil Fermat
            Jika p adalah suatu  bilangan  prima  dan p tidak membagi a, maka
            ap-1 ≡ 1 (mod p)
    3.10.Jika (a,m) = 1, maka hubungan ax ≡ b (mod m) mempunyai selesaian
             x = a-1.b  + tm
    3.11.Teorema Wilson
            Jika p adalah suatu bilangan prima, maka (p – 1)! ≡ -1 (mod p)

Tes Formatif 2
1. Skor 10
    Carilah suatu x jika 5x ≡ 7 (mod 23)
2. Skor 10
    Tunjukkan jika n adalah suatu bilangan komposit dan n  4 , maka
    (n – 1) ! ≡ 0 (mod n)
3. Skor 10
    Tunjukkan jika p adalah suatu bilangan prima ganjil, maka
    2(p – 3)! ≡ – 1 (mod p)
4. Skor 10
    Tunjukkan jika n adalah suatu bilangan ganjil dan n tidak membagi tiga, maka
    n2 ≡ 1 (mod 24)
5. Skor 10
    Tunjukkan jika p dan q adalah bilangan-bilangan prima yang berbeda, maka
pq-1 + qp-1 ≡ 1 (mod pq)
6. Skor 10
    Tunjukkan jika p adalah suatu bilangan prima ganjil, maka
    1232 … (p – 4)2(p – 2)2 ≡ (-1)(p+1)/2(mod p)
7. Skor 10
    Tunjukkan jika p adalah suatu bilangan prima ganjil dan p ≡ 3(mod 4), maka
    ((p – 1)/2)! ≡  1(mod p)
8. Skor 20
    Carilah bilangan-bilangan bulat positif n jika n4 + 4n adalah bilangan prima
9. Skor 10
    Tunjukkan jika p adalah suatu bilangan prima dan a adalah suatu bilangan bulat,
maka p │ (ap + (p – 1)!a)















Daftar Kepustakaan
Niven, I., Zuckerman, H.S., & Montgomery, H.L. (1995). An Introduction to The The-
       Ory of Numbers.New York : John Wiley & Sons.
Redmond, D. (1996). Number Theory.New York : Marcel Dekker.
Rosen, K.H. (1993). Elementary Number Theory and Its Applications. Massachusetts:
       Addison-Wesley.

1 komentar: