MODUL 3
KEGIATAN BELAJAR 2
SISTEM RESIDU
Uraian
Sistem residu
merupakan topik yang memberikan dasar untuk mengembangkan pembahasan menuju
teorema Euler, dan pada bagian lain terkait dengan fungsi-fungsi khas (special
functions) dalam teori bilangan.
Bagian-bagian dari system residu meliputi
system residu yang lengkap dan system residu yang tereduksi. Sebagai suatu
system, system residu mempunyai sifat-sifat khusus yang terkait dengan
bagaimana membuat system residu, atau mencari contoh yang memenuhi syarat
tertentu.
Definisi 3.2
Suatu himpunan {x
, x
, … , x
} disebut suatu system residu lengkap modulo m



Jika dan hanya jika untuk setiap y
dengan 0 ≤ y< m , ada satu dan
hanya satu x

dengan 1 ≤ i < m , sedemikian hingga
y ≡ x
(mod m) atau x
≡ y (mod m).


Perhatikan bahwa
indeks dari x yang terakhir adalah m, dan hal ini menunjukkan
bahwa
banyaknya unsur
dalam suatu system residu lengkap modulo m adalah m. Dengan demikian, jika ada
suatu himpunan yang banyaknya unsur kurang dari m atau lebih dari m , maka
himpunan itu tentu bukan merupakan suatu system residu lengkap modulo m.
Selanjutnya, karena
pasangan-pasangan kongruensi antara y dan x
adalah tunggal,
maka

tidak ada y yang
kongruen dengan dua unsur x yang berbeda, misalnya x
dan x
, dan


tidak ada x
yang kongruen
dengan dua nilai y. Dengan demikian,
tidak ada dua unsur x

yang berbeda dan
kongruen, artinya x
tidak kongruen x
modulo m jika i
j.



Contoh 3.9
1. Himpunan A =
{6, 7, 8, 9} bukan merupakan system residu
lengkap modulo 5 sebab
banyaknya unsur
A kurang dari 5
2. Himpunan A =
{6, 7, 8, 9, 10} adalah suatu system residu lengkap modulo 5 sebab un-
tuk setiap y dengan dengan
0 ≤ y < 5 , ada satu dan
hanya satu x
dengan 1 ≤ i < 5

sedemikian hingga y ≡ x
(mod 5) atau x
≡ y (mod 5).


Nilai-nilai yyangmemenuhi 0 ≤ y < 5 ,
adalah y = 0, y = 1, y = 2, y = 3, y =
4, atau
y = 5 . Jika kita selidiki, maka kita
peroleh bahwa :
10 ≡ 0 (mod 5) 8 ≡ 3 (mod m) 6 ≡ 1 (mod m)
9
≡ 4 (mod 5) 7 ≡ 2 (mod m)
Dengan demikian untuk setiap y dengan y = 0, 2, 3, 4, 5 , ada satu dan hanya satu x

dengan x
= 6, 7, 8, 9, 10 , sedemikian hingga x
≡ y (mod m). Jadi A adalah suatu sis-


tem residu lengkap modulo 5.
3. Himpunan B =
{4, 25, 82, 107} adalah suatu system
residu lengkap modulo 4 sebab
untuk setiap y
dengan 0 ≤ y < 4 , ada satu dan
hanya satu x
dengan 1 ≤ i< 4

sedemikian hingga y ≡ x
(mod 4) atau x
≡ y (mod 4).


4
≡ 0 (mod 4)
82 ≡ 2 (mod 4)
25 ≡ 1 (mod
4) 107 ≡ 3 (mod
4)
4. Himpunan C =
{-33, -13, 14, 59, 32, 48, 12} adalah suatu system residu lengkap
mo-
dulo 7 sebab untuk setiap y
dengan 0 ≤ y < 7 , ada
satu dan hanya
satu x
dengan

1 ≤ i < 7 sedemikian hingga y ≡ x
(mod 7) atau x
≡ y (mod 7).


-33 ≡ 0 (mod 7) 59 ≡ 3 (mod 7) 48 ≡ 1 (mod 7)
-13 ≡ 0 (mod 7) 32 ≡ 3 (mod 7) 12 ≡ 1 (mod 7)
14 ≡ 0 (mod 7)
5. Himpunan D =
{10, -5, 27} adalah bukan suatu system residu lengkap modulo 3 sebab
Untuk suatu y = 1 dengan 0 ≤ y < 3 , ada lebih dari satu x
(yaitu 10 dan -5)
sehingga

10 ≡ 1 (mod 3) -5 ≡ 1 (mod 3)
6. Algoritma
pembagian menunjukkan bahwa
himpunan bilangan bulat
0, 1, … , m – 1
merupakan suatu system residu lengkap
modulo m, dan disebut sebagai residu
nonne-
gatif terkecil modulo m.
Definisi 3.3
Suatu
himpunan bilangan bulat {x
, x
, … , x
} disebut suatu system residu tere-



duksi modulo m jika dan hanya jika :
(a) (x
, m) = 1 , 1 ≤
i < k

(b)
x
≡ x
(mod m) untuk setiap
i
j



(c) Jika (y,m) = 1, maka y ≡ x
(mod m) untuk suatu i = 1, 2, … , k

Contoh 3.10
1. Himpunan
{1,5} adalah suatu system residu tereduksi modulo 6 sebab :
(a) (1,6) = 1 dan (5,6) = 1
(b) 5 ≡ 1 (mod 6)
2. Himpunan {17,
91} adalah suatu system residu tereduksi modulo 6 sebab :
(a) (17,6) = 1 dan (91, 6) = 1
(b) 91 ≡ 17 (mod 6)
Suatu system
residu tereduksi modulo m dapat diperoleh dari system residu lengkap modulo m
dengan membuang unsur-unsur yang tidak relative
prima dengan m. Hal ini dapat dilakukan karena {0, 1, 2, … , m –
1 } adalah suatu system residu yang lengkap modulo m karena untuk
setiap y dengan y = 0, 1, 2, … , m – 1, ada satu dan hanya
satu
x
= 0, 1, 2, … , m – 1 sehingga y ≡ x
(mod m) . Keadaan y ≡ x
(mod m) selalu dapat terjadi dengan memilih y = 0 dan x
= 0, y = 1 dan x
= 1, … , y = m – 1 dan x
= m – 1 .






Karena
unsur-unsur {0, 1, 2, … , m – 1} memenuhi tidak ada sepasang yang kongruen,
maka setelah unsur-unsur yang tidak relative prima dengan m dibuang, yang
tertinggal adalah unsur-unsur yang relative prima dengan m dan tidak ada
sepasang yang kongruen.
Dengan demikian
unsur-unsur yang tertinggal memenuhi definisi 3.2
Contoh 3.11
1. Himpunan A =
{0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7} adalah suatu sistem residu lengkap modulo 8.
Unsur-unsur A yang tidak relativeprima dengan 8 adalah 0, 2, 4, dan
6karena
(0,8) = 8
1, (2,8) = 2
1, (4,8) = 4
1, dan (6,8) = 2
1. Misalkan B
adalah him-




punan dari unsur-unsur yang tertinggal,
maka B = {1, 3, 5, 7}, dan B merupakan suatu
sistem residu tereduksi modulo 8 karena
memenuhi definisi 3.2
2. Himpunan A =
{0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19} adalah
suatu system residu lengkap modulo 20. Jika
unsur-unsur A yang tidak relative prima
dengan 20 dibuang, yaitu 0, 2, 4, 5, 6, 8,
10, 12, 14, 15, 16, dan 18 ,maka unsur-unsur
yang tertinggal adalah 1, 3, 7, 9, 11, 13,
17, dan 19, dan B = {1, 3, 7, 9, 11, 13, 17, 19}
merupakan suatu system residu tereduksi
modulo 20.
Defini 3.4
Ditentukan m adalah suatu bilangan bulat
positif.
Banyaknya residu di dalam suatu system
residu tereduksi modulo m disebut fungsi


Contoh 3.12






25, dan 26

Perhatikan bahwa
himpunan {1,2,3,4} merupakan suatu system
residu tereduksi modu- lo 5. Sekarang, coba Anda selidiki,
jika masing-masing unsur himpunan dikalikan dikalikan dengan suatu bilangan
yang relative prima dengan 5, misalnya 2, 3, atau 4, se- hingga diperoleh
himpunan yang lain, maka apakah himpunan-himpunan yang lain terse- but
merupakan system-sistem residu yang tereduksi modulo 5 ?
Teorema 3.7
Ditentukan (a,m) = 1
Jika {x
, x
, … , x
} adalah suatu system residu modulo m yang lengkap
atau tere-



duksi, maka {ax
, ax
, … , ax
} juga merupakan suatu
system residu modulo
m



yang lengkap atau tereduksi.
Bukti :
Ditentukan bahwa {x
, x
, … , x
} adalah suatu
system residu modulo
m yang



lengkap, maka x
tidak kongruen x
modulo m jika x
x
. Harus dibuktikan bahwa





ax
tidak kongruen ax
modulo m jika i
j



Misalkan dari unsur-unsur {ax
, ax
, … , ax
} terdapat i
j sehingga
berlaku hu-




bungan ax
≡ ax
(mod m).


Karena (a,m) = 1 dan ax
≡ ax
(mod m), maka menurut teorema 3.6 (a), dapat diten-


tukan bahwa x
≡ x
(mod m), bertentangan dengan ketentuan {x
, x
, … , x
} me-





rupakan suatu system residu lengkap modulo m. Jadi tentu ax
tidak kongruen ax


modulo m.
Selanjutnya
buktikan jika {x
, x
, … , x
} adalah suatu
system residu modulo m



yang tereduksi.
Contoh 3.13
(a)
Himpunan A = {0, 1, 2, 3, 4, 5} adalah merupakan suatu
system residu lengkap modulo 6. Jika masing-masing unsur A dikalikan
dengan 5, yang mana (5,6) = 1,
dan
setelah dikalikan dimasukkan sebagai unsur himpunan B, maka dapat ditentu-
kan bahwa B = {0, 5, 10,
15, 20, 25}. Himpunan B merupakan suatu system residu yang lengkap modulo 6
sebab setiap unsur B kongruen dengan satu dan ha-
nya
satu y
{0, 1, 2, 3, 4,
5}, yaitu :

0 ≡ 0 (mod 6) 10 ≡ 4 (mod 6) 20 ≡ 2 (mod 6)
5 ≡ 5 (mod 6) 15 ≡ 3 (mod 6) 25 ≡ 1 (mod 6)
(b) Himpunan A = {1, 5, 7, 11} adalah
merupakan suatu system residu tereduksi mo-
dulo 12. Jika masing-masing unsur A
dikalikan dengan 17 dengan
(17,12) = 1,
dan setelah dikalikan dimasukkan
sebagai unsur himpunan B, maka
dapat diten-
tukan bahwa
B = {17, 85, 119, 187}. Himpunan B merupakan suatu system residu tereduksi
modulo 12 sebab setiap unsur B relative prima dengan 12, dan tidak ada sepasang
unsur B yang kongruen, yaitu :
(17,12) = (85,12) = (119,12) = (187,12) = 1
17 ≡
85 (mod 12) 17 ≡ 119
(mod 12) 17 ≡ 187 (mod 12)
85 ≡
119 (mod 12) 85 ≡ 187 (mod
12) 119 ≡ 187 (mod 12)
Teorema 3.8 (Teorema Euler)
Jika a, m
Z dan m > 0
sehingga (a,m) = 1, maka a
≡ 1 (mod m)


Bukti :
Misalkan bahwa {x
, x
, … , x
} adalah suatu system residu tereduksi modulo m dengan
unsur-unsur bilangan bulat positif kurang dari m dan relative prima dengan m,
maka menurut teorema 3.7, karena (a,m) = 1, maka {ax
, ax
, … , ax
} juga merupakan suatu system residu tereduksi modulo
m. Dengan demikian, residu-residu positif terkecil dari ax
, ax
, … , ax
adalah bilangan-bilangan bulat yang terdapat pada x
, x
, … , x
dengan urutan
tertentu. Akibatnya kita dapat mengalikan semua suku dari masing-masing system
residu tereduksi, sehingga diperoleh :












ax
, ax
, … , ax
≡ x
, x
, … , x
(mod m)






Dengan
demikian dapat ditentukan bahwa :
a
x
. x
… x
≡ x
. x
… x
(mod m)







Selanjutnya, {x
, x
, … , x
} adalah suatu system residu tereduksi modulo m, maka
menurutdefinisi 3.3, berlaku (x
, m) = 1. Berdasarkan
teorema 2.16, karena




(x
, m) = 1, yaitu (x
,m) = ( x
, m) = … (x
, m) = 1, maka dapat ditentukan bahwa (x
. x
… x
, m) = 1.







Dari dua
keadaan :
a
x
. x
… x
≡ x
. x
… x
(mod m) , dan







(x
. x
… x
, m) = 1



dapat ditentukan
berdasarkan teorema 3.6 (a) bahwa :
a
≡ 1 (mod m)

Kita dapat menggunakan teorema Euler untuk mencari inversi
modulo m.
Jika a dan m adalah relative prima, maka dapat ditentukan
bahwa :
a
≡ 1 (mod m)

Dengan demikian :
a
= a. a
≡ 1 (mod m)


Jadi a
adalah inversi
dari a modulo m.

Contoh 3.14
Carilah dua digit terakhir lambang bilangan desimal dari 23

Soal ini dapat
dijawab dengan menyatakan maknanya dalam bentuk lain, yaitu sama dengan mencari
x jika 23
≡ x (mod 100).
Kemudian bentuk 23
≡ x (mod 100)
dapat dipecah menjadi 23
≡ x (mod 4) dan
23
≡ x (mod 25).




(a) mencari x
dari 23
≡ x (mod 4).

23≡ 3 (mod 4),
maka 23
≡ 9 (mod 4) ≡ 1 (mod 4), sehingga 23
= (23
)




Dengan demikian 23
= (23
)
≡ 1
(mod 4), atau x ≡ 1 (mod 4)




(b) mencari x dari 23
≡ x (mod 25)

23 ≡ -2(mod 25),
maka 23
≡ 4(mod 25), 234
≡ 16(mod 25), 238≡ 6(mod 25),

2316 ≡ 11(mod 25), 2332 ≡ -4(mod 25), 2364 ≡ 16(mod 25), 23128
≡ 6(mod 25), dan
23256
≡ 11(mod 25)
Dengan demikian 23500
= 23256.23128.2364.2332.2316.234
≡ 11.6.16.(-4).11.16 (mod 25)
≡
(-4).6.(-4).6 (mod 25) ≡ 576 (mod 25) ≡ 1,
(mod 25), yaitu
x ≡ 1 (mod 25)
Dari hasil (a)
dan (b), yaitu x ≡ 1 (mod 4) dan x ≡ 1 (mod 25), maka berdasarkan pada
teorema 3.6 (b),
x ≡ 1 (mod [4,25]) x ≡ 1 (mod 100)
Jadi 23
≡ 1 (mod 100) ,
berarti dua digit terakhir lambang bilangan decimal dari 23


adalah 01.
Contoh 3.15
Tunjukkan jika
(n,7) = 1, n
N, maka 7 │ n7
– n

Jawab : Karena
(n,7) = 1, maka menurut teorema Euler, n
≡ 1 (mod 7).

Selanjutnya
, sehingga
diperoleh n6 ≡ 1 (mod 6) , dan sesuai dengan

definisi 3.1, 7│ n6 –
1 , dan akibatnya, sesuai dengan teorema 2.1, 7│n( n6 – 1)
atau 7│n7 – 1
Contoh 3.16
Jika bulan ini
adalah bulan Mei, maka carilah 23943 bulan lagi adalah bulan apa
Jawab :
Permasalahan ini dapat diganti dengan mencari x jika 23943 ≡ x (mod
12).
Karena (239,12) = 1, maka menurut
teorema Euler, 239
≡ 1 (mod 12).

Selanjutnya
, sehingga diperoleh 2394 ≡1 (mod 12).

23943 = (2394)10.2393
≡ 1.2393 (mod 12) ≡ (-1)(-1)(-1) (mod 12) ≡ 11 (mod 12)
Jadi x = 11, dengan demikian 23943
bulan lagi adalah bulan April.
Contoh 3.16
Kongruensi
linier ax ≡ b (mod m) dapat diselesaikan dengan menggunakan teorema Euler
sebagai berikut :
ax ≡ b (mod m)
a
-1.ax ≡ a
-1.b (mod m)


x ≡ a
-1.b (mod m)

Penyelesian 7x ≡
3 (mod 12) adalah x ≡ 7
.3 (mod 12) ≡ 74-1.3 (mod 12) ≡ 73.3 (mod 12)
≡ 21 (mod 12) ≡ 9 (mod 12).

Teorema 3.9. Teorema
Kecil Fermat
Jika p adalah
suatu bilangan prima dan p tidak membagi a, maka ap-1≡ 1 (mod p)
Bukti :
Karena p adalah
suatu bilangan prima dan p tidak membagi a, maka (p,a) = 1 (jika
(p,a)
1 yaitu p dan a tidak relative prima, maka p dan a
mempunyai factor selain 1

dan p,
bertentangan dengan sifat p sebagai bilangan prima).
Selanjutnya,
karena (p,a) = 1, maka menurut teorema 3.8, a
≡ 1 (mod p).

p adalah suatu
bilangan prima, berarti dari bilangan-bilangan bulat :
0, 1, 2,
3, … , p – 1
yang tidak relativeprima
dengan p hanya 0 ≡ p (mod p), sehingga :
{1, 2,
3, … , p – 1 }
merupakan system
residu tereduksi modulo dengan (p – 1) unsure, dengan demikian:

Karena
dan a
≡ 1 (mod p),
maka a
≡ 1 (mod p)



Contoh 3.17
Carilah suatu x jika 2250 ≡ x (mod 7) dan 0 ≤ x
< 7
Jawab :
Karena 7 adalah
bilangan prima, (2,7) = 1, dan
, maka :

2
≡ 1 (mod 7)

26 ≡ 1 (mod 7)
2250
= (26)41.24 ≡ 1.24 (mod 7) ≡ 16
(mod 7) ≡2 (mod 7)
Jadi : x = 2
Contoh 3.18
Carilah satu digit terakhir lambang bilangan basis 10 dari:
(a) 2500
(b) 7175
Jawab :
Untuk mencari
digit terakhir dari lambang bilangan basis 10, permasalahan dapat
dipandang
sebagai mencari x jika y ≡ x (mod 10). Karena 2.5 = 10 dan (2,5) = 1,
maka y ≡ x (mod
10) dapat dinyatakan sebagai :
y ≡ x
(mod 2) dan y ≡ x (mod 5)
(a) 2 ≡ 0 (mod
2), maka 2500 ≡ 0, 2, 4, 6, 8, … (mod 2)

2500
= (24)125. 1 (mod 5)
≡ 1, 6, 11, 16, 21, … (mod 5)
Dengan
demikian 2500 ≡ 6 (mod 2) dan 2500 ≡ 6 (mod 5), berarti
2500 ≡ 6 (mod 10).
Satu digit terakhir lambang bilangan basis 10 dari 2500 ada-
lah 6.
(b) 7 ≡ 1(mod 2), maka 7175
≡ 1, 3, 5, … (mod 2)

7175 = (74)43.73
≡ 73 (mod 5) ≡ 2.2.2 (mod 5)
≡ 8 (mod 5) ≡ 3 (mod 5)
≡ 3, 8, 13, 18, … (mod 5).
Dengan demikian 7175 ≡ 3 (mod 2) dan 7175
≡ 3 (mod 5), berarti
7175 ≡ 3 (mod 10. Satu digit terakhir lambing
bilangan basis 10 dari 7175 ada-
lah 3.
Teorema 3.10
Jika (a,m) = 1, maka
hubungan ax ≡ b (mod m) mempunyai selesaian
x = a
-1.b + tm

Bukti :
Dari hubungan ax ≡ b (mod m)
, ruas kiri dan kanan perlu dikalikan dengan
suatu factor sehingga koeffisien a menjadi
1.Pilihan factor adalah a
-1

sebab sesuai dengan teorema
Euler, a
-1.a= a
≡ 1 (mod m).


ax ≡ b (mod m)
a
-1.a x
≡ a
-1 . b (mod m)


a
x ≡ a
-1 . b (mod m)


x ≡ a
-1 . b (mod m)

Karena tm ≡ 0 (mod m) untuk setiap bilangan bulat t, maka :
x ≡ ≡ a
-1 . b + tm (mod m)

Jadi x =a
-1.b + tm adalah selesaian ax ≡ b (mod m)

Teorema 3.11. Teorema Wilson
Jika p adalah suatu bilangan
prima, maka (p – 1)! ≡ -1 (mod p)
Bukti :
Untuk p = 2, kita dapat menentukan bahwa (p – 1)! = 1! = 1 ≡ -1 (mod 2),
dengan demikian teorema
benar untuk p = 2.
Untuk p > 2, berdasarkan
teorema 3.9 dan teorema 3.10, jika ax ≡
1 (mod p),
dan (a,p) = 1, maka x ≡ a
-1, a dan x disebut saling inverse modulo
p.

Dengan demikian, setiap
bilangan a yang memenuhi 1 ≤ a ≤ p – 1,
tentu ada a*
yang memenuhi 1 ≤ a*
≤ p – 1, sehingga a.a* ≡ 1
(mod p).
Perhatikan perkalian
bilangan-bilangan:
2.3. … ,(p – 3)(p – 2)
yang dapat
dipasang-pasangkan ke dalam (p – 3)/2 pasangan, masing-masing
pasangan mempunyai hasil
kali sama dengan 1 modulo p. Hal ini dapat dilaku-
kan
karena masing-masing bilangan relative prima dengan p, yaitu (a,p) = 1,
sehingga masing-masing bilangan
mempunyai inverse. Akibatnya :
2.3. … ,(p – 3)(p –
2) ≡ 1 (mod p)
sehingga :
(p – 1)! = 1.2.3. …
.(p – 3)(p – 2)(p – 1) ≡ 1.1.(p – 1) (mod p)
≡ p – 1 (mod p)
(p – 1)! ≡ – 1 (mod p)
Contoh 3.19
(7 – 1)! = 6! = 1.2.3.4.5.6 = 1.(2.4).(3.5).6 = 1.8.15.6 ≡ 1.1.1.6 (mod
7) ≡ – 1(mod 7)
(13 – 1)! = 12! = 1.2.3.4.5.6.7.8.9.10.11.12 =
1.(2.7).(3.9).(4.10).(5.8).(6.11).12
= 1.14.27.40.40.66.12 ≡ 1.1.1.1.1.1.12
(mod 13) ≡ – 1 (mod 13)
Teorema 3.13
Jika n adalah suatu bilangan
bulat positif sehingga (n – 1)! ≡ – 1
(mod n),
maka n adalah suatu bilangan
prima.
Buktikan !
Teorema 3.12 dan teorema 3.13 memberikan petunjuk kepada kita untuk
mengguna-
kan teorema-teorema itu dalam pengujian keprimaan suatu bilangan.
Contoh 3.20
(15 – 1)! = 14! = 1.2.3.4.5.6.7.8.9.10.11.12.13.14 =
1.2.(15).4.6.7.8.9.10.11.12.13.14
≡ 0 (mod 15)
(15 – 1)! = 14! tidak kongruen dengan – 1 (mod 15), maka 15 bukan suatu
bilangan
prima.
Tugas dan Latihan
Tugas
Carilah suatu buku teori bilangan yang membahas tentang Metode (p – 1) Pollard
Jelaskan Metode Pollard itu untuk apa, dan uraikan secara lengkap.
Berikan paling sedikit satu contoh penggunaan Metode (p – 1) Pollard
Latihan
1. Carilah satu contoh system residu
tereduksi modulo 16 yang
mempunyai dua
unsure negative.
2. Jelaskan mengapa S = {-9, -33, 37, 67} bukan merupakan system residu
tereduksi
modulo 10.
3. Carilah satu contoh system residu A yang lengkap modulo 12.
Tambah setiap un-
sur dalam system residu dengan
sebarang bilangan kelipatan 12, sehingga
dipero-
leh himpunan B. Selidiki apakah
B merupakan system residu lengkap modulo 12.
4. Carilah sisanya jika 1135 dibagi 13.
5. Jika hari ini hari Rabu, maka carilah hari apa 97101 hari
lagi.
6. Carilah dua digit terakhir lambang bilangan desimal dari 39125
7. Carilah suatu bilangan bulat positif terkecil x jika 61! ≡ x – 1 (mod
71)
8. Carilah suatu bilangan bulat positif terkecil x jika 7x ≡ 9 (mod 20)
Rangkuman
Secara keseluruhan, bagian-bagian utama yang perlu diperhatikan dalam
Kegiatan Belajar 2 adalah Definisi dan Teorema, yaitu:
1. Definisi 3.2 tentang system
residu yang lengkap modulo m
2. Definisi 3.3 tentang system
residu tereduksi modulo m
3. Definisi 3.4 tentang fungsi
-Euler

5. Teorema-Teorema :
3.7. Jika (a,m) = 1 sedemikian
hingga {x
, x
, … , x
} adalah suatu system residu



yang lengkap atau
tereduksi, maka {ax
, ax
, … , ax
} juga merupakan
sis-



tem residu yang lengkap
atau tereduksi modulo m.
3.8. Teorema Euler
Jika a, m
Z dan m > 0
sehingga (a,m) = 1, maka a
≡ 1 (mod m)


3.9. Teorema Kecil Fermat
Jika p adalah
suatu bilangan prima
dan p tidak membagi a, maka
ap-1 ≡ 1 (mod p)
3.10.Jika (a,m) = 1, maka
hubungan ax ≡ b (mod m) mempunyai selesaian
x = a
-1.b
+ tm

3.11.Teorema Wilson
Jika p adalah suatu
bilangan prima, maka (p – 1)! ≡ -1 (mod p)
Tes Formatif 2
1. Skor 10
Carilah suatu x jika 5x ≡ 7
(mod 23)
2. Skor 10
Tunjukkan jika n adalah suatu
bilangan komposit dan n
4 , maka

(n – 1) ! ≡ 0 (mod n)
3. Skor 10
Tunjukkan jika p adalah suatu
bilangan prima ganjil, maka
2(p – 3)! ≡ – 1 (mod p)
4. Skor 10
Tunjukkan jika n adalah suatu
bilangan ganjil dan n tidak membagi tiga, maka
n2 ≡ 1 (mod 24)
5. Skor 10
Tunjukkan jika p dan q adalah
bilangan-bilangan prima yang berbeda, maka
pq-1 + qp-1 ≡ 1 (mod pq)
6. Skor 10
Tunjukkan jika p adalah suatu
bilangan prima ganjil, maka
1232 … (p
– 4)2(p – 2)2 ≡ (-1)(p+1)/2(mod p)
7. Skor 10
Tunjukkan jika p adalah suatu
bilangan prima ganjil dan p ≡ 3(mod 4), maka
((p – 1)/2)! ≡
1(mod p)

8. Skor 20
Carilah bilangan-bilangan bulat
positif n jika n4 + 4n adalah bilangan prima
9. Skor 10
Tunjukkan jika p adalah suatu
bilangan prima dan a adalah suatu bilangan bulat,
maka p │ (ap + (p – 1)!a)
Daftar Kepustakaan
Niven, I., Zuckerman, H.S., & Montgomery, H.L. (1995). An Introduction to The The-
Ory of Numbers.New York
: John Wiley & Sons.
Redmond, D. (1996). Number Theory.New York
: Marcel Dekker.
Rosen, K.H.
(1993). Elementary Number Theory and Its
Applications. Massachusetts:
Addison-Wesley.
MODUL 3
KEGIATAN BELAJAR 2
SISTEM RESIDU
Uraian
Sistem residu
merupakan topik yang memberikan dasar untuk mengembangkan pembahasan menuju
teorema Euler, dan pada bagian lain terkait dengan fungsi-fungsi khas (special
functions) dalam teori bilangan.
Bagian-bagian dari system residu meliputi
system residu yang lengkap dan system residu yang tereduksi. Sebagai suatu
system, system residu mempunyai sifat-sifat khusus yang terkait dengan
bagaimana membuat system residu, atau mencari contoh yang memenuhi syarat
tertentu.
Definisi 3.2
Suatu himpunan {x
, x
, … , x
} disebut suatu system residu lengkap modulo m



Jika dan hanya jika untuk setiap y
dengan 0 ≤ y< m , ada satu dan
hanya satu x

dengan 1 ≤ i < m , sedemikian hingga
y ≡ x
(mod m) atau x
≡ y (mod m).


Perhatikan bahwa
indeks dari x yang terakhir adalah m, dan hal ini menunjukkan
bahwa
banyaknya unsur
dalam suatu system residu lengkap modulo m adalah m. Dengan demikian, jika ada
suatu himpunan yang banyaknya unsur kurang dari m atau lebih dari m , maka
himpunan itu tentu bukan merupakan suatu system residu lengkap modulo m.
Selanjutnya, karena
pasangan-pasangan kongruensi antara y dan x
adalah tunggal,
maka

tidak ada y yang
kongruen dengan dua unsur x yang berbeda, misalnya x
dan x
, dan


tidak ada x
yang kongruen
dengan dua nilai y. Dengan demikian,
tidak ada dua unsur x

yang berbeda dan
kongruen, artinya x
tidak kongruen x
modulo m jika i
j.



Contoh 3.9
1. Himpunan A =
{6, 7, 8, 9} bukan merupakan system residu
lengkap modulo 5 sebab
banyaknya unsur
A kurang dari 5
2. Himpunan A =
{6, 7, 8, 9, 10} adalah suatu system residu lengkap modulo 5 sebab un-
tuk setiap y dengan dengan
0 ≤ y < 5 , ada satu dan
hanya satu x
dengan 1 ≤ i < 5

sedemikian hingga y ≡ x
(mod 5) atau x
≡ y (mod 5).


Nilai-nilai yyangmemenuhi 0 ≤ y < 5 ,
adalah y = 0, y = 1, y = 2, y = 3, y =
4, atau
y = 5 . Jika kita selidiki, maka kita
peroleh bahwa :
10 ≡ 0 (mod 5) 8 ≡ 3 (mod m) 6 ≡ 1 (mod m)
9
≡ 4 (mod 5) 7 ≡ 2 (mod m)
Dengan demikian untuk setiap y dengan y = 0, 2, 3, 4, 5 , ada satu dan hanya satu x

dengan x
= 6, 7, 8, 9, 10 , sedemikian hingga x
≡ y (mod m). Jadi A adalah suatu sis-


tem residu lengkap modulo 5.
3. Himpunan B =
{4, 25, 82, 107} adalah suatu system
residu lengkap modulo 4 sebab
untuk setiap y
dengan 0 ≤ y < 4 , ada satu dan
hanya satu x
dengan 1 ≤ i< 4

sedemikian hingga y ≡ x
(mod 4) atau x
≡ y (mod 4).


4
≡ 0 (mod 4)
82 ≡ 2 (mod 4)
25 ≡ 1 (mod
4) 107 ≡ 3 (mod
4)
4. Himpunan C =
{-33, -13, 14, 59, 32, 48, 12} adalah suatu system residu lengkap
mo-
dulo 7 sebab untuk setiap y
dengan 0 ≤ y < 7 , ada
satu dan hanya
satu x
dengan

1 ≤ i < 7 sedemikian hingga y ≡ x
(mod 7) atau x
≡ y (mod 7).


-33 ≡ 0 (mod 7) 59 ≡ 3 (mod 7) 48 ≡ 1 (mod 7)
-13 ≡ 0 (mod 7) 32 ≡ 3 (mod 7) 12 ≡ 1 (mod 7)
14 ≡ 0 (mod 7)
5. Himpunan D =
{10, -5, 27} adalah bukan suatu system residu lengkap modulo 3 sebab
Untuk suatu y = 1 dengan 0 ≤ y < 3 , ada lebih dari satu x
(yaitu 10 dan -5)
sehingga

10 ≡ 1 (mod 3) -5 ≡ 1 (mod 3)
6. Algoritma
pembagian menunjukkan bahwa
himpunan bilangan bulat
0, 1, … , m – 1
merupakan suatu system residu lengkap
modulo m, dan disebut sebagai residu
nonne-
gatif terkecil modulo m.
Definisi 3.3
Suatu
himpunan bilangan bulat {x
, x
, … , x
} disebut suatu system residu tere-



duksi modulo m jika dan hanya jika :
(a) (x
, m) = 1 , 1 ≤
i < k

(b)
x
≡ x
(mod m) untuk setiap
i
j



(c) Jika (y,m) = 1, maka y ≡ x
(mod m) untuk suatu i = 1, 2, … , k

Contoh 3.10
1. Himpunan
{1,5} adalah suatu system residu tereduksi modulo 6 sebab :
(a) (1,6) = 1 dan (5,6) = 1
(b) 5 ≡ 1 (mod 6)
2. Himpunan {17,
91} adalah suatu system residu tereduksi modulo 6 sebab :
(a) (17,6) = 1 dan (91, 6) = 1
(b) 91 ≡ 17 (mod 6)
Suatu system
residu tereduksi modulo m dapat diperoleh dari system residu lengkap modulo m
dengan membuang unsur-unsur yang tidak relative
prima dengan m. Hal ini dapat dilakukan karena {0, 1, 2, … , m –
1 } adalah suatu system residu yang lengkap modulo m karena untuk
setiap y dengan y = 0, 1, 2, … , m – 1, ada satu dan hanya
satu
x
= 0, 1, 2, … , m – 1 sehingga y ≡ x
(mod m) . Keadaan y ≡ x
(mod m) selalu dapat terjadi dengan memilih y = 0 dan x
= 0, y = 1 dan x
= 1, … , y = m – 1 dan x
= m – 1 .






Karena
unsur-unsur {0, 1, 2, … , m – 1} memenuhi tidak ada sepasang yang kongruen,
maka setelah unsur-unsur yang tidak relative prima dengan m dibuang, yang
tertinggal adalah unsur-unsur yang relative prima dengan m dan tidak ada
sepasang yang kongruen.
Dengan demikian
unsur-unsur yang tertinggal memenuhi definisi 3.2
Contoh 3.11
1. Himpunan A =
{0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7} adalah suatu sistem residu lengkap modulo 8.
Unsur-unsur A yang tidak relativeprima dengan 8 adalah 0, 2, 4, dan
6karena
(0,8) = 8
1, (2,8) = 2
1, (4,8) = 4
1, dan (6,8) = 2
1. Misalkan B
adalah him-




punan dari unsur-unsur yang tertinggal,
maka B = {1, 3, 5, 7}, dan B merupakan suatu
sistem residu tereduksi modulo 8 karena
memenuhi definisi 3.2
2. Himpunan A =
{0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19} adalah
suatu system residu lengkap modulo 20. Jika
unsur-unsur A yang tidak relative prima
dengan 20 dibuang, yaitu 0, 2, 4, 5, 6, 8,
10, 12, 14, 15, 16, dan 18 ,maka unsur-unsur
yang tertinggal adalah 1, 3, 7, 9, 11, 13,
17, dan 19, dan B = {1, 3, 7, 9, 11, 13, 17, 19}
merupakan suatu system residu tereduksi
modulo 20.
Defini 3.4
Ditentukan m adalah suatu bilangan bulat
positif.
Banyaknya residu di dalam suatu system
residu tereduksi modulo m disebut fungsi


Contoh 3.12






25, dan 26

Perhatikan bahwa
himpunan {1,2,3,4} merupakan suatu system
residu tereduksi modu- lo 5. Sekarang, coba Anda selidiki,
jika masing-masing unsur himpunan dikalikan dikalikan dengan suatu bilangan
yang relative prima dengan 5, misalnya 2, 3, atau 4, se- hingga diperoleh
himpunan yang lain, maka apakah himpunan-himpunan yang lain terse- but
merupakan system-sistem residu yang tereduksi modulo 5 ?
Teorema 3.7
Ditentukan (a,m) = 1
Jika {x
, x
, … , x
} adalah suatu system residu modulo m yang lengkap
atau tere-



duksi, maka {ax
, ax
, … , ax
} juga merupakan suatu
system residu modulo
m



yang lengkap atau tereduksi.
Bukti :
Ditentukan bahwa {x
, x
, … , x
} adalah suatu
system residu modulo
m yang



lengkap, maka x
tidak kongruen x
modulo m jika x
x
. Harus dibuktikan bahwa





ax
tidak kongruen ax
modulo m jika i
j



Misalkan dari unsur-unsur {ax
, ax
, … , ax
} terdapat i
j sehingga
berlaku hu-




bungan ax
≡ ax
(mod m).


Karena (a,m) = 1 dan ax
≡ ax
(mod m), maka menurut teorema 3.6 (a), dapat diten-


tukan bahwa x
≡ x
(mod m), bertentangan dengan ketentuan {x
, x
, … , x
} me-





rupakan suatu system residu lengkap modulo m. Jadi tentu ax
tidak kongruen ax


modulo m.
Selanjutnya
buktikan jika {x
, x
, … , x
} adalah suatu
system residu modulo m



yang tereduksi.
Contoh 3.13
(a)
Himpunan A = {0, 1, 2, 3, 4, 5} adalah merupakan suatu
system residu lengkap modulo 6. Jika masing-masing unsur A dikalikan
dengan 5, yang mana (5,6) = 1,
dan
setelah dikalikan dimasukkan sebagai unsur himpunan B, maka dapat ditentu-
kan bahwa B = {0, 5, 10,
15, 20, 25}. Himpunan B merupakan suatu system residu yang lengkap modulo 6
sebab setiap unsur B kongruen dengan satu dan ha-
nya
satu y
{0, 1, 2, 3, 4,
5}, yaitu :

0 ≡ 0 (mod 6) 10 ≡ 4 (mod 6) 20 ≡ 2 (mod 6)
5 ≡ 5 (mod 6) 15 ≡ 3 (mod 6) 25 ≡ 1 (mod 6)
(b) Himpunan A = {1, 5, 7, 11} adalah
merupakan suatu system residu tereduksi mo-
dulo 12. Jika masing-masing unsur A
dikalikan dengan 17 dengan
(17,12) = 1,
dan setelah dikalikan dimasukkan
sebagai unsur himpunan B, maka
dapat diten-
tukan bahwa
B = {17, 85, 119, 187}. Himpunan B merupakan suatu system residu tereduksi
modulo 12 sebab setiap unsur B relative prima dengan 12, dan tidak ada sepasang
unsur B yang kongruen, yaitu :
(17,12) = (85,12) = (119,12) = (187,12) = 1
17 ≡
85 (mod 12) 17 ≡ 119
(mod 12) 17 ≡ 187 (mod 12)
85 ≡
119 (mod 12) 85 ≡ 187 (mod
12) 119 ≡ 187 (mod 12)
Teorema 3.8 (Teorema Euler)
Jika a, m
Z dan m > 0
sehingga (a,m) = 1, maka a
≡ 1 (mod m)


Bukti :
Misalkan bahwa {x
, x
, … , x
} adalah suatu system residu tereduksi modulo m dengan
unsur-unsur bilangan bulat positif kurang dari m dan relative prima dengan m,
maka menurut teorema 3.7, karena (a,m) = 1, maka {ax
, ax
, … , ax
} juga merupakan suatu system residu tereduksi modulo
m. Dengan demikian, residu-residu positif terkecil dari ax
, ax
, … , ax
adalah bilangan-bilangan bulat yang terdapat pada x
, x
, … , x
dengan urutan
tertentu. Akibatnya kita dapat mengalikan semua suku dari masing-masing system
residu tereduksi, sehingga diperoleh :












ax
, ax
, … , ax
≡ x
, x
, … , x
(mod m)






Dengan
demikian dapat ditentukan bahwa :
a
x
. x
… x
≡ x
. x
… x
(mod m)







Selanjutnya, {x
, x
, … , x
} adalah suatu system residu tereduksi modulo m, maka
menurutdefinisi 3.3, berlaku (x
, m) = 1. Berdasarkan
teorema 2.16, karena




(x
, m) = 1, yaitu (x
,m) = ( x
, m) = … (x
, m) = 1, maka dapat ditentukan bahwa (x
. x
… x
, m) = 1.







Dari dua
keadaan :
a
x
. x
… x
≡ x
. x
… x
(mod m) , dan







(x
. x
… x
, m) = 1



dapat ditentukan
berdasarkan teorema 3.6 (a) bahwa :
a
≡ 1 (mod m)

Kita dapat menggunakan teorema Euler untuk mencari inversi
modulo m.
Jika a dan m adalah relative prima, maka dapat ditentukan
bahwa :
a
≡ 1 (mod m)

Dengan demikian :
a
= a. a
≡ 1 (mod m)


Jadi a
adalah inversi
dari a modulo m.

Contoh 3.14
Carilah dua digit terakhir lambang bilangan desimal dari 23

Soal ini dapat
dijawab dengan menyatakan maknanya dalam bentuk lain, yaitu sama dengan mencari
x jika 23
≡ x (mod 100).
Kemudian bentuk 23
≡ x (mod 100)
dapat dipecah menjadi 23
≡ x (mod 4) dan
23
≡ x (mod 25).




(a) mencari x
dari 23
≡ x (mod 4).

23≡ 3 (mod 4),
maka 23
≡ 9 (mod 4) ≡ 1 (mod 4), sehingga 23
= (23
)




Dengan demikian 23
= (23
)
≡ 1
(mod 4), atau x ≡ 1 (mod 4)




(b) mencari x dari 23
≡ x (mod 25)

23 ≡ -2(mod 25),
maka 23
≡ 4(mod 25), 234
≡ 16(mod 25), 238≡ 6(mod 25),

2316 ≡ 11(mod 25), 2332 ≡ -4(mod 25), 2364 ≡ 16(mod 25), 23128
≡ 6(mod 25), dan
23256
≡ 11(mod 25)
Dengan demikian 23500
= 23256.23128.2364.2332.2316.234
≡ 11.6.16.(-4).11.16 (mod 25)
≡
(-4).6.(-4).6 (mod 25) ≡ 576 (mod 25) ≡ 1,
(mod 25), yaitu
x ≡ 1 (mod 25)
Dari hasil (a)
dan (b), yaitu x ≡ 1 (mod 4) dan x ≡ 1 (mod 25), maka berdasarkan pada
teorema 3.6 (b),
x ≡ 1 (mod [4,25]) x ≡ 1 (mod 100)
Jadi 23
≡ 1 (mod 100) ,
berarti dua digit terakhir lambang bilangan decimal dari 23


adalah 01.
Contoh 3.15
Tunjukkan jika
(n,7) = 1, n
N, maka 7 │ n7
– n

Jawab : Karena
(n,7) = 1, maka menurut teorema Euler, n
≡ 1 (mod 7).

Selanjutnya
, sehingga
diperoleh n6 ≡ 1 (mod 6) , dan sesuai dengan

definisi 3.1, 7│ n6 –
1 , dan akibatnya, sesuai dengan teorema 2.1, 7│n( n6 – 1)
atau 7│n7 – 1
Contoh 3.16
Jika bulan ini
adalah bulan Mei, maka carilah 23943 bulan lagi adalah bulan apa
Jawab :
Permasalahan ini dapat diganti dengan mencari x jika 23943 ≡ x (mod
12).
Karena (239,12) = 1, maka menurut
teorema Euler, 239
≡ 1 (mod 12).

Selanjutnya
, sehingga diperoleh 2394 ≡1 (mod 12).

23943 = (2394)10.2393
≡ 1.2393 (mod 12) ≡ (-1)(-1)(-1) (mod 12) ≡ 11 (mod 12)
Jadi x = 11, dengan demikian 23943
bulan lagi adalah bulan April.
Contoh 3.16
Kongruensi
linier ax ≡ b (mod m) dapat diselesaikan dengan menggunakan teorema Euler
sebagai berikut :
ax ≡ b (mod m)
a
-1.ax ≡ a
-1.b (mod m)


x ≡ a
-1.b (mod m)

Penyelesian 7x ≡
3 (mod 12) adalah x ≡ 7
.3 (mod 12) ≡ 74-1.3 (mod 12) ≡ 73.3 (mod 12)
≡ 21 (mod 12) ≡ 9 (mod 12).

Teorema 3.9. Teorema
Kecil Fermat
Jika p adalah
suatu bilangan prima dan p tidak membagi a, maka ap-1≡ 1 (mod p)
Bukti :
Karena p adalah
suatu bilangan prima dan p tidak membagi a, maka (p,a) = 1 (jika
(p,a)
1 yaitu p dan a tidak relative prima, maka p dan a
mempunyai factor selain 1

dan p,
bertentangan dengan sifat p sebagai bilangan prima).
Selanjutnya,
karena (p,a) = 1, maka menurut teorema 3.8, a
≡ 1 (mod p).

p adalah suatu
bilangan prima, berarti dari bilangan-bilangan bulat :
0, 1, 2,
3, … , p – 1
yang tidak relativeprima
dengan p hanya 0 ≡ p (mod p), sehingga :
{1, 2,
3, … , p – 1 }
merupakan system
residu tereduksi modulo dengan (p – 1) unsure, dengan demikian:

Karena
dan a
≡ 1 (mod p),
maka a
≡ 1 (mod p)



Contoh 3.17
Carilah suatu x jika 2250 ≡ x (mod 7) dan 0 ≤ x
< 7
Jawab :
Karena 7 adalah
bilangan prima, (2,7) = 1, dan
, maka :

2
≡ 1 (mod 7)

26 ≡ 1 (mod 7)
2250
= (26)41.24 ≡ 1.24 (mod 7) ≡ 16
(mod 7) ≡2 (mod 7)
Jadi : x = 2
Contoh 3.18
Carilah satu digit terakhir lambang bilangan basis 10 dari:
(a) 2500
(b) 7175
Jawab :
Untuk mencari
digit terakhir dari lambang bilangan basis 10, permasalahan dapat
dipandang
sebagai mencari x jika y ≡ x (mod 10). Karena 2.5 = 10 dan (2,5) = 1,
maka y ≡ x (mod
10) dapat dinyatakan sebagai :
y ≡ x
(mod 2) dan y ≡ x (mod 5)
(a) 2 ≡ 0 (mod
2), maka 2500 ≡ 0, 2, 4, 6, 8, … (mod 2)

2500
= (24)125. 1 (mod 5)
≡ 1, 6, 11, 16, 21, … (mod 5)
Dengan
demikian 2500 ≡ 6 (mod 2) dan 2500 ≡ 6 (mod 5), berarti
2500 ≡ 6 (mod 10).
Satu digit terakhir lambang bilangan basis 10 dari 2500 ada-
lah 6.
(b) 7 ≡ 1(mod 2), maka 7175
≡ 1, 3, 5, … (mod 2)

7175 = (74)43.73
≡ 73 (mod 5) ≡ 2.2.2 (mod 5)
≡ 8 (mod 5) ≡ 3 (mod 5)
≡ 3, 8, 13, 18, … (mod 5).
Dengan demikian 7175 ≡ 3 (mod 2) dan 7175
≡ 3 (mod 5), berarti
7175 ≡ 3 (mod 10. Satu digit terakhir lambing
bilangan basis 10 dari 7175 ada-
lah 3.
Teorema 3.10
Jika (a,m) = 1, maka
hubungan ax ≡ b (mod m) mempunyai selesaian
x = a
-1.b + tm

Bukti :
Dari hubungan ax ≡ b (mod m)
, ruas kiri dan kanan perlu dikalikan dengan
suatu factor sehingga koeffisien a menjadi
1.Pilihan factor adalah a
-1

sebab sesuai dengan teorema
Euler, a
-1.a= a
≡ 1 (mod m).


ax ≡ b (mod m)
a
-1.a x
≡ a
-1 . b (mod m)


a
x ≡ a
-1 . b (mod m)


x ≡ a
-1 . b (mod m)

Karena tm ≡ 0 (mod m) untuk setiap bilangan bulat t, maka :
x ≡ ≡ a
-1 . b + tm (mod m)

Jadi x =a
-1.b + tm adalah selesaian ax ≡ b (mod m)

Teorema 3.11. Teorema Wilson
Jika p adalah suatu bilangan
prima, maka (p – 1)! ≡ -1 (mod p)
Bukti :
Untuk p = 2, kita dapat menentukan bahwa (p – 1)! = 1! = 1 ≡ -1 (mod 2),
dengan demikian teorema
benar untuk p = 2.
Untuk p > 2, berdasarkan
teorema 3.9 dan teorema 3.10, jika ax ≡
1 (mod p),
dan (a,p) = 1, maka x ≡ a
-1, a dan x disebut saling inverse modulo
p.

Dengan demikian, setiap
bilangan a yang memenuhi 1 ≤ a ≤ p – 1,
tentu ada a*
yang memenuhi 1 ≤ a*
≤ p – 1, sehingga a.a* ≡ 1
(mod p).
Perhatikan perkalian
bilangan-bilangan:
2.3. … ,(p – 3)(p – 2)
yang dapat
dipasang-pasangkan ke dalam (p – 3)/2 pasangan, masing-masing
pasangan mempunyai hasil
kali sama dengan 1 modulo p. Hal ini dapat dilaku-
kan
karena masing-masing bilangan relative prima dengan p, yaitu (a,p) = 1,
sehingga masing-masing bilangan
mempunyai inverse. Akibatnya :
2.3. … ,(p – 3)(p –
2) ≡ 1 (mod p)
sehingga :
(p – 1)! = 1.2.3. …
.(p – 3)(p – 2)(p – 1) ≡ 1.1.(p – 1) (mod p)
≡ p – 1 (mod p)
(p – 1)! ≡ – 1 (mod p)
Contoh 3.19
(7 – 1)! = 6! = 1.2.3.4.5.6 = 1.(2.4).(3.5).6 = 1.8.15.6 ≡ 1.1.1.6 (mod
7) ≡ – 1(mod 7)
(13 – 1)! = 12! = 1.2.3.4.5.6.7.8.9.10.11.12 =
1.(2.7).(3.9).(4.10).(5.8).(6.11).12
= 1.14.27.40.40.66.12 ≡ 1.1.1.1.1.1.12
(mod 13) ≡ – 1 (mod 13)
Teorema 3.13
Jika n adalah suatu bilangan
bulat positif sehingga (n – 1)! ≡ – 1
(mod n),
maka n adalah suatu bilangan
prima.
Buktikan !
Teorema 3.12 dan teorema 3.13 memberikan petunjuk kepada kita untuk
mengguna-
kan teorema-teorema itu dalam pengujian keprimaan suatu bilangan.
Contoh 3.20
(15 – 1)! = 14! = 1.2.3.4.5.6.7.8.9.10.11.12.13.14 =
1.2.(15).4.6.7.8.9.10.11.12.13.14
≡ 0 (mod 15)
(15 – 1)! = 14! tidak kongruen dengan – 1 (mod 15), maka 15 bukan suatu
bilangan
prima.
Tugas dan Latihan
Tugas
Carilah suatu buku teori bilangan yang membahas tentang Metode (p – 1) Pollard
Jelaskan Metode Pollard itu untuk apa, dan uraikan secara lengkap.
Berikan paling sedikit satu contoh penggunaan Metode (p – 1) Pollard
Latihan
1. Carilah satu contoh system residu
tereduksi modulo 16 yang
mempunyai dua
unsure negative.
2. Jelaskan mengapa S = {-9, -33, 37, 67} bukan merupakan system residu
tereduksi
modulo 10.
3. Carilah satu contoh system residu A yang lengkap modulo 12.
Tambah setiap un-
sur dalam system residu dengan
sebarang bilangan kelipatan 12, sehingga
dipero-
leh himpunan B. Selidiki apakah
B merupakan system residu lengkap modulo 12.
4. Carilah sisanya jika 1135 dibagi 13.
5. Jika hari ini hari Rabu, maka carilah hari apa 97101 hari
lagi.
6. Carilah dua digit terakhir lambang bilangan desimal dari 39125
7. Carilah suatu bilangan bulat positif terkecil x jika 61! ≡ x – 1 (mod
71)
8. Carilah suatu bilangan bulat positif terkecil x jika 7x ≡ 9 (mod 20)
Rangkuman
Secara keseluruhan, bagian-bagian utama yang perlu diperhatikan dalam
Kegiatan Belajar 2 adalah Definisi dan Teorema, yaitu:
1. Definisi 3.2 tentang system
residu yang lengkap modulo m
2. Definisi 3.3 tentang system
residu tereduksi modulo m
3. Definisi 3.4 tentang fungsi
-Euler

5. Teorema-Teorema :
3.7. Jika (a,m) = 1 sedemikian
hingga {x
, x
, … , x
} adalah suatu system residu



yang lengkap atau
tereduksi, maka {ax
, ax
, … , ax
} juga merupakan
sis-



tem residu yang lengkap
atau tereduksi modulo m.
3.8. Teorema Euler
Jika a, m
Z dan m > 0
sehingga (a,m) = 1, maka a
≡ 1 (mod m)


3.9. Teorema Kecil Fermat
Jika p adalah
suatu bilangan prima
dan p tidak membagi a, maka
ap-1 ≡ 1 (mod p)
3.10.Jika (a,m) = 1, maka
hubungan ax ≡ b (mod m) mempunyai selesaian
x = a
-1.b
+ tm

3.11.Teorema Wilson
Jika p adalah suatu
bilangan prima, maka (p – 1)! ≡ -1 (mod p)
Tes Formatif 2
1. Skor 10
Carilah suatu x jika 5x ≡ 7
(mod 23)
2. Skor 10
Tunjukkan jika n adalah suatu
bilangan komposit dan n
4 , maka

(n – 1) ! ≡ 0 (mod n)
3. Skor 10
Tunjukkan jika p adalah suatu
bilangan prima ganjil, maka
2(p – 3)! ≡ – 1 (mod p)
4. Skor 10
Tunjukkan jika n adalah suatu
bilangan ganjil dan n tidak membagi tiga, maka
n2 ≡ 1 (mod 24)
5. Skor 10
Tunjukkan jika p dan q adalah
bilangan-bilangan prima yang berbeda, maka
pq-1 + qp-1 ≡ 1 (mod pq)
6. Skor 10
Tunjukkan jika p adalah suatu
bilangan prima ganjil, maka
1232 … (p
– 4)2(p – 2)2 ≡ (-1)(p+1)/2(mod p)
7. Skor 10
Tunjukkan jika p adalah suatu
bilangan prima ganjil dan p ≡ 3(mod 4), maka
((p – 1)/2)! ≡
1(mod p)

8. Skor 20
Carilah bilangan-bilangan bulat
positif n jika n4 + 4n adalah bilangan prima
9. Skor 10
Tunjukkan jika p adalah suatu
bilangan prima dan a adalah suatu bilangan bulat,
maka p │ (ap + (p – 1)!a)
Daftar Kepustakaan
Niven, I., Zuckerman, H.S., & Montgomery, H.L. (1995). An Introduction to The The-
Ory of Numbers.New York
: John Wiley & Sons.
Redmond, D. (1996). Number Theory.New York
: Marcel Dekker.
Rosen, K.H.
(1993). Elementary Number Theory and Its
Applications. Massachusetts:
Addison-Wesley.
Sangat bermanfaat sekali postingannya, terima kasih
BalasHapus